Tribunrakyat – Gerakan Pemerhati Kepolisian (GPK) angkat bicara perihal polemik viral di sosmed video pembubaran pengajian Polisi saat demo pemblokiran jalan di Dusun Pematang Besaro Desa Teluk Raya, Kec. Kumpeh, Muaro Jambi, Provinsi Jambi, pada Kamis kemarin. GPK pun menyentil kemasan demo dalam bentuk pengajian tersebut.
“Upaya Polri sudah tepat, kalau kita amati sudah lakukan upaya persuasif berhari-hari dan memberikan himbauan-himbauan secara humanis. Kalau mau ngaji ya di Musholla, di Masjid, atau dirumah jangan ditengah jalan, ganggu pengguna jalan lainnya. Ini kan mudharat caranya,” tegas aktivis GPK Abdullah, hari ini.
Kata dia, aktivitas para pendemo dengan ngaji ditengah jalan justru mengganggu orang lain beraktivitas.
“Lakukan di tempat-tempat yang tidak berpotensi adanya najis dan suci. Janyan mengganggu atau menghalangi pemanfaatan asal dari jalan tadi,” tambahnya.
Menurutnya, dalam gerakan demo tidak menutup kemungkinan ada penumpang gelapnya. Sehingga muncul framing video seolah-olah Ibu-Ibu Pengajian dibubarkan oleh Polisi.
“Jadi isunya menarik media dan viral, seolah-olah Polisi bertindak diluar prosedur. Jika kita lihat video awalnya secara utuh, pemblokiran itu sudah berhari-hari dan aksi menyampaikan pendapat dimuka umum sudah menyalahi aturan yang ada. Akses jalan umum tidak bisa digunakan sebagaimana mestinya,” katanya.
Dikatakannya, justru saat inilah Polri khususnya Polda Jambi bisa mematahkan isu Polri Presisi hanya narasi oleh kelompok-kelompok yang memberikan kritik tajam.
“Saatnya Polri Presisi beraksi, dan bukan narasi lagi. Rakyat mendukung Polri demi menjaga keamanan dan melayani masyarakat secara ikhlas dan tulus,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan