Jakarta – Ketua Dewan Direktur Lembaga Kajian Publik Sabang-Merauke Circle (SMC), Syahganda Nainggolan menyampaikan lima pesannya mengapa momentum Pilkada DKI kali ini serasa Pilpres. Pertama, menurut Syahganda, adanya perang peradaban didalam negeri.

“Pesan kedua, ada cara untuk memperoleh agar menjadi Presiden RI berikutnya,” ungkap Syahganda, Selasa (18/10/2016).

Pesan selanjutnya, lanjut Syahganda, adanya global Power baik kekuatan Amerika dan China maupun permainan Syiah dan Suni. Selain itu, kata dia, tragedi 98, juga dinilai sebagai pesan tersirat Pilkada DKI serasa Pilpres. Apakah benar atau tidak etnis China merasa terhina terkait pelecehan seksual dan pembantaian disaat itu.

“Pesan terakhir, Pancasila sudah mengabur dan menghilang padahal dulu Pancasila sebagai rujukan. Sekarang sudah tidak ada hanya kata-kata,” tuturnya.

Lebih jauh, Syahganda mengatakan pertarungan yang terjadi dalam Pilkada DKI Jakarta kali ini menjadi pertaruhan bagi kekuatan politik pada Pilpres dan Pemilu 2019. Sehingga tidak bisa diabaikan keterkaitannya dengan tarik-menarik kepentingan global terhadap Indonesia. Dia menyebut Ahok mewakili agenda salah satu kepentingan global tersebut.

“Hanya saja yang kurang diperhitungkan kubu Ahok adalah Amerika tidak akan tinggal diam,” tandasnya.

Temukan juga kami di Google News.