JAKARTA – Pengamat Politik dari KedaiKopi, Hendri Satrio menilai bahwa Pemilu 2024 harus berjalan dengan sangat baik sesuai dengan suara dan aspirasi rakyat yang sesungguhnya, sehingga pelaksanaan politik elektoral nanti berjalan dengan damai dan sejuk.

Kuncinya ada pada masing-masing rakyat khususnya para pemilih hak suara. Mereka harus bisa menggunakan semua kecerdasan emosi dan intelektual untuk memilih siapa sosok yang paling pantas memimpin Indonesia lima tahun ke depan.

“Terkadang kita juga mesti menggunakan hati, jadi nggak cuma akal, tapi juga hati untuk menentukan siapa pemimpin kita,” kata Hendri dalam keterangannya kepada wartawan, Sabtu (9/12).

Sebab, memilih seorang pemimpin tidak hanya dilihat dari satu atau dua aspek saja. Akan tetapi banyak faktor karena akan berdampak pada karakter kepemimpinan nasional masa depan.

“Maksudnya, ini patut atau tidak jadi pemimpin, wajar tidak kalau mereka mimpin, waras tidak kalau nanti mereka memimpin kita. Banyak hal yang harus diperhatikan,” ujarnya.

Sehingga nanti, sosok yang dipilih oleh rakyat adalah pemimpin yang memiliki kredibilitas dan kapabilitas menjadi seorang pemimpin.

“Yang dipilih itu yang memang sudah siap jadi pemimpin dan memang bisa memimpin,” sambungnya.

Kemudian, ia juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak menggadaikan hak suaranya dengan barter yang tidak sepadan, misalnya dengan sembako atau amplop berisi uang misalnya. Sehingga masyarakat pun bisa cerdas memilih dan tahu harus memilih sosok pemimpin yang seperti apa nanti di bilik TPS tanggal 14 Februari 2024.

“Tapi, jangan sampai suara ditukar dengan sembako, uang atau hadiah-hadiah lain, itu sih,” tutur Hendri.

Karena kata Hendri, salah satu anomali yang masih menjadi pekerjaan rumah besar masyarakat Indonesia adalah ikut melawan politik uang. Terlebih, para elite-nya pun tak jarang mengiming-imingi konstituen untuk memilih dengan memberikan imbalan uang dan materi lainnya.

“Mereka (masyarakat) sih udah cerdas ya, hanya memang saat ini yang perlu disadarkan justru penolakan terhadap money politic, jadi jangan mau suara mereka ditukar dengan sembako, suara mereka ditukar dengan makan gratis, dan hal-hal yang berbau money politic lainnya,” tegasnya.

Terakhir, pria yang karib disapa Hensat tersebut juga menyoroti soal debat Capres-Cawapres yang hendak dihelat oleh KPU mulai 12 Desember 2023 mendatang. Menurutnya, debat itu penting sekali untuk mengukur seperti apa ide dan gagasan para kontestan ini sehingga merasa layak untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029.

Dalam konteks itu, ia ingin agar para kontestan bisa berlaku dewasa dan menjunjung tinggi nilai sportifitas. Tidak boleh ada serangan yang sifatnya personal, akan tetapi lebih kepada ide dan gagasan serta program yang ditawarkan.

“Namanya debat itu harus saling menjatuhkan, tapi saling menjatuhkan ide dan gagasan, kalau ide dan gagasannya nggak bener, nggak usah dijatuhkan, visi misinya juga jangan dijatuhkan nggak usah dikalahkan,” ujarnya.

“Yang nggak boleh itu menjatuhkan secara personal, jadi yang diserang itu bukan siapa yang membawa pesan, tapi pesannya; visi misinya, idenya, gitu,” pungkasnya.

Temukan juga kami di Google News.