Aksi Blusukan Kandidat Paslon Gubernur DKI

Jakarta – Jelang tahapan krusial yakni kampanye politik pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI yang akan bertarung memperebutkan Kursi No 1 dan 2 di DKI semakin memanas.

Meski musim kampanye belum mulai, suhu politik di DKI mulai terasa dan nampak di beberapa waktu belakangan ini, dalam berbagai acara menyaksikan para paslon mencuri start kampanye duluan. Padahal, Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI belum memutuskan ketiga paslon Anies-Sandi, Agus-Sylvi, dan Ahok Djarot resmi bertarung di pesta demokrasi di DKI nanti.

Ketiga paslon tersebut mencoba menghipnotis dan melakukan blusukan-blusukan ke kantong-kantong massa. Mereka mencoba melakukan komunikasi politik dalam rangka menarik perhatian publik. Padahal, masa kampanye itu sendiri pada dasarnya merupakan kegiatan dalam rangka meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program pasangan calon. Lantas apa bedanya masa belum kampanye dan kampanye ?

Berikut agenda-agenda blusukan yang termonitor masing-masing Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI :

Blusukan ala Djarot

Jelang masa kampanye Pilkada DKI 2017, calon Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat mengaku ingin berbaur dengan warga Jakarta khususnya yang berada dikampung-kampung. Cara Djarot ini tergolong agak unik yakni bakal menjalankan ibadah shalat keliling berjamaah ke kampung-kampung di Jakarta bersama relawannya, Dulure Djarot.

“Kita sudah tawarkan Salat Subuh keliling, Salat Jumat keliling, Salat Magrib keliling dari kampung ke kampung,” ungkap Djarot di Jalan Batu, Gang Arab, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (5/12016).

Lebih lanjut, Djarot mengaku tidak memiliki banyak dana untuk berkampanye. Maka itu, dia akan melatih kakinya, agar bisa bersosialisasi dengan warga keliling Jakarta.

“Kita nih kuat-kuatan skill. Adu jalan loh. Lah piye duit ora nduwe yang ada hanya niat baik,” kata mantan Wali Kota Blitar tersebut.

Kata Djarot, insya Allah di wilayah gang Arab, Pejaten Timur ini akan tercetak sejarah dimana Ahok-Djarot akan terpilih dua kali. Dia berharap Jakarta akan menjadi ibukota negara Indonesia yang sejajar dengan ibukota negara besar lainnya. Kedepannya akan berupaya meminimalisir gap antara golongan ekonomi yang di bawah dengan yang mampu.

“Program pak Jokowi-Ahok dalam memimpin DKI Jakarta yang baik akan saya teruskan bersama pak Ahok. Program normalisasi sungai, penataan pasar tradisional akan kita lanjutkan. Human Development Index Jakarta termasuk yang tertinggi di Indonesia. Angka kemiskinan DKI Jakarta juga termasuk yang terendah. Dulure Djarot akan memenangkan hati dan pikiran warga DKI Jakarta untuk kemajuan kota tercinta ini,” ucap dia.

Aksi sambang ke kediaman Rio Sarwono Jl. Batu I No. 3 C Pasar Minggu Jaksel itu juga digelar deklarasi relawan Dulure Djarot (relawan pendukung paslon Ahok-Djarot). Nampak hadir beberapa tokoh diantaranya, Ketum Relawan Dulure Djarot Eri Purnomo Hadi, Gubernur Kalteng Agustinus Teras Narang, dan ratusan relawan. Acara dimulai dengan pembacaan doa, tahlil, ayat suci Al Qur’an dan shalat Maghrib berjamaah terlebih dahulu.

Dalam kesempatan tersebut, Relawan Dulure Djarot menegaskan akan bahu membahu meraih simpati publik agar Jakarta kedepan kembali memiliki pemimpin yang visioner yakni Djarot Saiful Hidayat. Masyarakat Jakarta agar lebih cerdas dalam memilih sosok pemimpin, jangan terpengaruh sentimen agama.

“Gaya kepemimpinan Djarot yang merakyat, mirip gaya kepemimpinan Presiden Joko Widodo, menarik simpati dan kepuasan mayoritas warga DKI Jakarta,” ungkap Eri Purnomo.

Semasa menjabat Walikota Blitar, kata Eri, Djarot dikenal sangat membela kepentingan wong cilik. Hal itu diwujudkan dengan kebijakannya membatasi pembangunan fisik modern yang tidak menguntungkan, misalnya pembangunan gedung pencakar langit dan mall. Djarot lebih suka menata pedagang kaki lima di kompleks alun-alun menjadi tertata.

“Relawan Dulure Djarot akan bersinergi dengan tim kampanye Rumah Lembang dan relawan Ahok-Djarot lainnya. Ahok-Djarot adalah pemimpin yang sudah teruji dan sudah bekerja untuk Jakarta yang lebih baik,” tutur dia.

Blusukan ala Agus-Sylvi

Selanjutnya, giliran pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni melakukan aksi blusukannya dengan menyambangi Kantor DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Rabu (5/10/2016). Kemasannya berbeda dengan gaya Djarot, yakni mengikuti kegiatan doa bersama yang diselenggarakan DPP PKB.

Agus nampak mengenakan setelan batik Koko warna biru keabu-abuan lengkap dengan peci hitam. Sementara Sylvi memakai kemeja putih dipadu jilbab hitam. Keduanya, disambut Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar dan Sekretaris Jenderal DPP PKB, Abdul Kadir Karding.

Dalam acara itu, Putra Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono ini mengaku cukup terharu dengan dukungan para parpol pendukung untuk mengusungnya supaya maju Pilgub DKI.

“Tadi disampaikan sesuatu yang mengagetkan, keputusan yang begitu cepat, dan saya menyadari ada panggilan mengabdi di wilayah lain,” ucap Agus.

Agus memastikan dirinya bersama pasangannya Sylvi akan membawa amanah untuk rakyat.

“Insya Allah kami akan terus menyapa masyarakat, mendengar aspirasi, terutama yang merasa tersisihkan. Dalam semangat persaudaraan, mari kita kerja bersama. Mohon doa dan dukungan dari bapak ibu sekalian. Kami mendoakan bapak ibu sekalian diberkahi kesehatan, keberkahan, dan kelancaran dalam segala kegiatan.” jelasnya.

Tak ketinggalan, Muhaimin Iskandar pun menginstruksikan, agar seluruh kader PKB turun membantu pemenangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni di Pilkada DKI Jakarta.

Instruksi itu juga bagi seluruh anggota Fraksi PKB di DPR, DPRD DKI Jakarta, pimpinan DPP dan DPD PKB DKI Jakarta.

“Turun semua, pengurus kecamatan, pengurus ranting, tenaga ahli, semua,” kata pria yang akrab disapa Cak Imin.

Selain turun langsung ke lapangan, Muhaimin juga memerintahkan kepada kadernya untuk memanfaatkan teknologi informasi dan sosial media guna mengkampanyekan Agus-Sylvi.

Menurut dia, waktu lima bulan yang tersisa jelang pemilihan pada Februari 2017, harus dioptimalkan.

“Pokoknya sampai DPR RI pun kita bergerak,” kata dia.

Blusukan ala Anies – Sandi

Terakhir, tak ketinggalan Anies – Sandi juga ikut menyambangi kantong massa yang siap memberikan dukungan di Pilkada DKI. Keduanya blusukan di Rumah Ibu Derbi Sianturi Jalan BB No 22 Jaya Mandala 1, Rt 08, Rw 01, Menteng Dalam, Tebet, Jaksel, Rabu (5/10).

Anies-Sandi menghadiri deklarasi relawan sobat Srikandi /Arjuna untuk Bang Anis & Bang Sandi. Anies yang hadir saat deklarasi itu menyampaikan, dukungan tersebut akan menambah amunisi dukungan untuk memenangkan Pilkada DKI 2017. Anies juga mengingatkan agar para relawan pendukungnya, melakukan cara-cara yang pantas untuk berkampanye.

“Tunjukkan kalau relawan Anies-Sandiaga adalah relawan yang terhormat, maka kampanyenya ini harus benar. Warga Jakarta menunggu kerja keras kita,” ujar Anies.

Sementara Sandi mengucapkan terima kasih kepada Srikandi. Kata dia, kaum hawa nampaknya menaruh harapan besar kepada Jakarta. Dia menyayangkan pemerintah DKI yang kurang memperhatikan kaum Srikandi yang terhimpit didalam kesulitan ekonomi demi menafkahkan keluarganya.

“Ini terlihat dari kaum wanita, ibu-ibu jualan nasi uduk dan penjualan menurun. Tapi jika perempuan di beri kesempatan usaha mungkin pendapatan ekonomi akan lebih besar,” tutur dia.

Ketua relawan Srikandi, Dewi menjelaskan, dukungan tersebut dilakukan karena melihat figur Anies-Sandiaga yang diyakini bisa membawa perubahan untuk warga Ibu Kota.

“Kami dengan yakin mendeklarasikan dukungan kami untuk Anies-Sandiaga,” ujar Dewi.

Bawaslu DKI angkat Bicara Soal Curi Start Kampanye

Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu DKI Jakarta angkat bicara mengenai kegiatan para calon Gubernur yang dilakukan sebelum masa kampanye.

Bawaslu DKI mengaku adanya fenomena tersebut, pihaknya belum menemui suatu pelanggaran kampanye. Sebab, tiga paslon statusnya masih belum resmi ditetapkan sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur oleh KPUD DKI. Bahkan hingga saat ini, KPUD DKI masih melakukan verifikasi terhadap ketiga paslon tersebut.

Sementara penetapan calon Gubernur dan Wakil Gubernur akan dilakukan pada 24 Oktober. Jadi, Bawaslu DKI baru bisa memberikan sanksi jika melakukan kampanye hitam jika KPUD DKI sudah menetapkan ketiga paslon itu.

“Kegiatan-kegiatan para paslon masih dalam tahap sosialisasi diri untuk pengenalan bahwa mereka akan maju sebagai calon,” kata Komisioner Bawaslu DKI M Jupri.

Lebih lanjut, Jupri memastikan soal pendirian posko, pemasangan spanduk, aksi blusukan, Bawaslu menilai hal ini sebagai langkah sosialisasi sehingga tidak bisa dikategorikan pelanggaran.

“Itu belum bisa dikategorikan sebagai kampanye. Karena kampanye sendiri belum mulai,” tandasnya.

Temukan juga kami di Google News.