Tangerang – Wakil Sekretaris Jenderal Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI 98) Donny Fraga Wijaya, mengapresiasi langkah inovatif Lapas Pemuda Kelas IIA Tangerang yang menggelar kegiatan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis bagi lebih dari 2.700 warga binaan.
Menurut Donny, kegiatan tersebut mencerminkan wajah baru sistem pemasyarakatan Indonesia yang lebih humanis, inklusif, dan berorientasi pada hak asasi manusia. Ia menilai, pelayanan kesehatan yang diberikan kepada warga binaan adalah bagian penting dari reformasi birokrasi di sektor hukum yang sejalan dengan visi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
“Kami dari JARI 98 memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada jajaran Lapas Pemuda Tangerang dan Kemenkumham. Langkah seperti ini adalah bentuk nyata bahwa negara hadir untuk semua, termasuk bagi mereka yang sedang menjalani masa hukuman. Inilah pembinaan yang berkeadilan dan berperikemanusiaan,” ujar Donny Fraga dalam keterangannya, hari ini.
Kegiatan yang melibatkan Tirta Medical Centre dan Dinas Kesehatan Kota Tangerang itu meliputi pemeriksaan TBC dengan rontgen paru, serta tes darah untuk mendeteksi HIV, IMS, dan Hepatitis. Seluruh proses dilakukan di bawah pengawasan tenaga medis profesional dan petugas kesehatan Lapas Pemuda Tangerang.

Donny menambahkan, perhatian terhadap kesehatan warga binaan adalah bentuk komitmen pemerintah dalam memastikan bahwa pembinaan di lembaga pemasyarakatan bukan hanya soal hukuman, tetapi juga pemulihan moral dan fisik.
“Kita sering bicara soal keadilan restoratif, tapi inilah wujud konkretnya. Ketika negara memastikan mereka yang sedang menjalani hukuman tetap sehat, itu artinya kita tidak menghukum manusia, tapi membinanya agar kembali menjadi bagian produktif dari bangsa,” tegas Donny.
Ia juga mengapresiasi Kepala Lapas Pemuda Tangerang Yogi Suhara yang dinilainya berhasil menerapkan pendekatan inovatif dan progresif dalam pelaksanaan 13 Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan. Menurut Donny, pendekatan seperti ini harus direplikasi ke seluruh lapas di Indonesia sebagai model pembinaan modern.
“JARI 98 mendukung penuh langkah-langkah humanis seperti ini. Ini bukan hanya soal pelayanan kesehatan, tapi simbol perubahan paradigma pemasyarakatan dari yang dulunya keras menjadi solutif dan membangun,” ujarnya menambahkan.
Kegiatan ini sekaligus menjadi pesan kuat bahwa reformasi di bidang hukum dan pemasyarakatan tidak berhenti pada tataran kebijakan, melainkan telah menyentuh aspek paling dasar: kemanusiaan dan kepedulian terhadap sesama.
Tinggalkan Balasan