Oleh: Fadli Rumakefing
Direktur Eksekutif
Advokasi Indonesia Raya

Belum genap satu minggu pasca Pelantikan Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo-Gibran muncul polemik yang menyoal posisi Ketua MPR RI.

Bahlil Lahadalia berkicau dalam sambutannya di acara Tasyakuran HUT ke-60 Partai Golkar.

Ia mengatakan bahwa posisi Ketua MPR RI yang sekarang diisi oleh Sekjen Partai Gerindra (Ahmad Muzani) adalah hasil dari barter, karena itulah Golkar mendapat penambahan kuota di Kabinet Merah Putih yang sebelumnya hanya lima kini menjadi delapan menteri dan tiga wamen.

Membaca narasi yang disampaikan oleh Bahlil, ini sungguh tidak mencirikan sikap kebangsaan dan kenegarawanan sebagai seorang politisi dan juga ketua umum partai.

Hal ini mengindikasikan Bahlil hanya mementingkan kepentingan kelompok dan pribadinya diatas kepentingan rakyat, bangsa dan negara dan sangat bertentangan dengan semangat Presiden Prabowo dalam membangun Indonesia 5 tahun ke depan.

Bahlil harusnya lebih mengedepankan kepentingan rakyat diatas segalah galahnya. Bukan malah menjadi parasit yang merusak Kabinet Merah Putih Pemerintahan Prabowo-Gibran.

Dari awal kami sudah mewanti-wanti dan memberi masukan dalam pernyataan kami bahwa orang seperti Bahlil ini perlu didiagnosa. Sebab rakyat sungguh tidak mempercayai wajah seperti ini, karena hanya memikirkan kepentingan kelompok dan pribadi bukan kepentingan rakyat dan bangsa Indonesia.

Kami meminta ketegasan Presiden Prabowo untuk menertibkan Bahlil Lahadalia (Menteri ESDM) agar lebih fokus bekerja membangun bangsa dan negara demi terwujudkan kesejahteraan rakyat bukan malah menyoal posisi Ketua MPR RI.

Temukan juga kami di Google News.