Jakarta – Ketua Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (JARI 98) Willy Prakarsa angkat bicara soal pernyataan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang menyinggung Kapolri melewati 5 angkatan di Polri.

“Mbak Megawati sedang galau sepertinya dengan dinamika politik saat ini. Tapi kenapa jadi Kapolri selalu dibawa-bawa setiap ada pidato di PDIP. Jangan-jangan ada yang gosok dan goreng terus,” ungkap Willy, hari ini.

“Saya khawatir nanti malah panen kritik, karena susah ngerem omongan jadi offside. Pernyataannya kan sering kontroversial, harusnya diingatkan biar bawah-bawahnya gak capek kasih pembelaan,” kata Willy lagi.

Menurutnya, Megawati sebenarnya mengakui prestasi Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang merangkul semua lapisan termasuk para alim ulama dan santri yang ada di NKRI.

“Mungkin Megawati sebagai Presiden RI ke 5 mau lepas kangen dan rindu pada adik asuhnya. Tapi pertemuan itu konteksnya bahas apa, kalau soal silaturahmi tidak masalah. Kalau bahas soal kasus hukum yang seret Hasto yang beda lagi urusannya, itu tidak boleh,” ujarnya.

Persoalan hukum yang sekarang menjadi ranah penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak boleh di intervensi oleh siapapun, termasuk Megawati.

“Sudah tepat Kapolri tidak mau bertemu karena konteksnya bahas soal kasus Hasto. Hal itu untuk menjaga profesionalisme di mata publik. Semua sama dimata hukum, equality before the law. Kalau silaturahmi ya monggo saja. Kami yakin hubungan Kapolri dan Megawati baik-baik saja kok, ya jangan goreng-goreng lah,” tukasnya.

Temukan juga kami di Google News.