Jakarta – Koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus menyebut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini semakin terpuruk jika tidak segera memastikan status penyelidikan dugaan korupsi Formula E.

“Apakah akan ditingkatkan ke Penyidikan atau dihentikan hanya sampai tahap penyelidikan,” kata Petrus, hari ini.

Menurutnya, sikap tegas KPK terhadap jalannya penyelidikan kasus dugaan korupsi Formula E, akan memberikan citra baik bagi KPK dan bagi Pemerintah karena KPK sudah berada dalam rumpun kekuasaan eksekutif. Karena itu, kata dia, lebih cepat mengambil sikap berarti tidak menyandera Anies Baswedan, masyarakat dan KPK dalam lingkaran ketidakpastian.

“KPK tidak boleh malu karena merasa gagal mengungkap kasus dugaan korupsi Formula E, yang langsung menyasar Anies Baswedan. Masalahnya sikap ambigu bahkan cengeng KPK dalam kasus dugaan Formula E, akan membuat popularitas dan integritas pimpinan KPK berada di titik nadir kepercayaan publik,” jelasnya lagi.

Apalagi, kata dia, sekarang publik lebih mengelu-elukan Kejaksaan yang mengungkap kasus korupsi yang kerugian negaranya triliunan, sementara KPK hanya nangkap yang nilainya ratusan juta saja.

Lanjut Petrus, KPK nampak berada di bawah ketiak pemerintah sehingga independensi dan kedigdayaannya menjadi sirna. Buktinya menghadapi kasus Formula E, KPK nampak gamang dan maju kena mundur kena. Untuk itu, tambah Petrus, sebaikanya kasus dugaan korupsi Formula E sebaiknya diserahkan penanganannya ke Kejagung, lalu KPK dan Firli Bahuri Cs siap-siaplah pensiun pada Desember 2023 nanti.

“Ini memang ironis karena penampilan KPK era Firli lebih banyak muncul persoalan internal KPK ketimbang kedigdayaan mengungkap kasus-kasus korupsi besar seperti pada era sebelumnya,” pungkasnya.

Temukan juga kami di Google News.