Oleh : Hari Purwanto
Sekjen IKA FEB UPDM (B)
Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama)
Universitas Prof.Dr.Moestopo (Beragama) tahun ini usianya akan memasuki 60 tahun. Telah banyak alang rintang yang dilalui oleh Universitas Prof.Dr. Moestopo (Beragama) atau disingkat UPDM(B) ini, mulai dari pemerintahan Orde Lama hingga pemerintahan Orde Baru telah dirasakan oleh kampus ini. Wajar, kalau kampus UPDM(B) cukup piawai dalam mengatasi segala persoalan maupun manuver politik yang mengganggu kampus UPDM(B), termasuk ketika kampus moestopo disusupi oleh oknum Professor yang ingin memporak porandakan UPDM(B).
UPDM(B), beberapa tahun terakhir ini mengalami penurunan, mulai dari penerimaan mahasiswa baru yang berada di angkat 300-an Mahasiswa Baru untuk satu Universitas, Rektor yang diharapkan mampu membawa perubahan, ternyata hanya asik pelesiran, dan akhirnya mengundurkan diri, serta perubahan peringkat kluster perguruan tinggi karena susutnya jumlah mahasiswa dan ini cukup memprihatinkan.
Di era kebangkitan UPDM(B), ketua yayasan membuat terobosan dengan melakukan pergantian pimpinan yang salah satunya adalah Rektor. meski diawal sosok Ketua Yayasan seolah menyodorkan calon tunggal, ternyata angin perubahan meniup kencang dengan melakukan perubahan mekanisme yang seolah “Demokratis” sehingga ada 10 kandidat yang akan diusung untuk menjadi Bakal calon Rektor.

Namun sangat disayangkan, lagi-lagi ada oknum yang memiliki gelar tertinggi dalam dunia pendidikan, melakukan pembodohan kepada civitas akademika sebagaimana yang dinyatakan dalam media berita yang menyatakan, ”Setelahnya calon rektor akan menjalani Fit & proper Test”. Dan bila terpilih, disampaikan ke Pembina yayasan dan dilanjutkan segera dilaksanakan pelantikan rektor terpilih. Beberapa hari sebelumnya Ketua Pembina Yayasan UPDM(B) mengeluarkan pernyataan melalu pesan singkat yang tersebar pada WhatsApp dengan judul “SEGENAP CIVITAS UPDM(B) MARI BERGERAK MENYELAMATKAN MOESTOPO”. Menariknya Ketua Pembina menyatakan dikalimat penghun ini kampus swasta, jadi pemilik dalam hal ini Ketua Pembina berhak menempatkan orang orang “
Disini jelas sekali terlihat watak Orde Barunya, system diputar balik ujung-ujungnya hanya untuk melegitimasi dirinya menjadi penguasa.
Bapak Ketua Yayasan yang baik, kami alumni hanya menyatakan akan mendukung Rektor Baru yang professional yang tidak terlibat KKN, karena kampus kami adalah kampus perjuangan melawan Orde Baru.



















Tinggalkan Balasan