Jakarta – Setelah ditinggal Tito Karnavian, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) akan dijabat oleh Komjen Suhardi Alius. Rencananya pelantikan Suhardi menjadi Kepala BNPT yang baru akan dilakukan Rabu 20 Juli 2016 besok.
Indonesian Police Watch (IPW) menilai, masuknya Suhardi ke BNPT menunjukkan gerbong Kapolri baru Jenderal Tito Karnavian mulai bergerak, meski Tito baru beberapa hari menjadi pimpinan Kepolisian. Suhardi adalah angkatan muda di Polri. Lulusan Akpol 85 ini memang belum pernah bertugas di Densus 88 Anti Teror. Tapi Suhardi pernah menjabat sebagai Kabareskrim dan dia “tersingkir” menjadi Sekretaris Utama Lemhanas pasca konflik KPK-Polri.
“Dengan tampilnya sebagai Kepala BNPT bintang Suhardi kembali bersinar. Namun tantangan Suhardi di BNPT tergolong berat, terutama dengan tewasnya tokoh teroris Santoso di Poso, bukan mustahil akan ada serangan balasan dari para teroris,” ungkap Ketua Presidium IPW Neta S Pane, Selasa (19/7/2016).
Dijelaskan dia, antisipasi serangan inilah yang harus dilakukan dengan maksimal oleh BNPT. Dengan bergesernya Suhardi terlihat komposisi “kabinet” Tito Karnavian di Polri sepertinya akan mengandalkan “duet Akpol 87 dan 85”. Tak heran jika berkembang kabar bahwa calon kuat yang akan menggantikan Wakapolri Komjen Budi Gunawan adalah Komjen Syafruddin, Akpol 85 yang kini menjabat Kalemdikpol. Meskipun “kelompok Solo” menjagokan Wakaba Intelkam Irjen Lufthi sebagai Wakapolri, tapi tampaknya usul ini akan ditolak, dengan alasan Wakapolri harus dijabat perwira berpangkat Komjen senior.
“Pergeseran di tubuh Polri ini juga membuat Budi Gunawan akan mendapat pangkat Jenderal, dengan posisinya sebagai Kepala BIN. Budi sendiri sudah empat kali dipanggil Presiden Jokowi, sepertinya pergantian posisi Wakapolri ini akan bersamaan dengan pergantian 16 menteri pada reshuffle tahap dua, yang akan berlangsung akhir Juli ini,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan