Jakarta – Demi mendukung pelaksanaan Pemilu 2019 yang damai dan demokratis, ratusan santri dari pondok pesantren Masyarakat Yogyakarta menggelar deklarasi tanpa SARA, hoaks dan ujaran kebencian di Bantul, Yogyakarta, Selasa (9/10/2018).

Turut hadir pula pesantren masyarakat Klaten, Wates, Wonosari, Kulonprogo, Sleman, Bantul dan Magelang. Bahkan anggota pesantren juga dari kalangan mantan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Pengasuh Pesantren Masyarakat Yogyakarta Ustadz. Puji Hartono mengajak masyarakat Indonesia khususnya Yogyakarta untuk ikut berkontribusi mensukseskan agenda pesta demokrasi lima tahunan tersebut.

“Caranya dengan memberikan sumbangsih suara untuk memilih pemimpin bangsa yang pantas memimpin lima tahun kedepan. Sukseskan Pileg dan Pilpres 2019,” kata Ustadz Puji.

Lebih lanjut, Ustadz Puji meminta publik Yogyakarta turut serta menjaga suasana kondusif jelang pelaksanaan Pilpres 2019. Kata dia, sebagai masyarakat peran serta masyarakat Indonesia sangat dibutuhkan untuk terciptanya kondusifitas Pilpres 2019.

“Kita umat muslim sangat diuji di Pilpres 2019 tahun ini. kita sesama muslim jangan mau diadu domba. Silahkan beda pilihan politik jangan sampai ada permusuhan, kita tidak boleh memaksakan kehendak, karena itu hak masing-masing,” terang dia.

Ustadz Puji juga mengingatkan agar tidak terpengaruh dengan isu-isu yang ingin memecah belah bangsa dan ikut membantu TNI/Polri dalam menjaga keamanan negara, perdamaian dan persatuan dan kesatuan.

“Jangan membenci TNI dan Polri, karena mereka merupakan penjaga integritas bangsa kita integritas NKRI. Bila kita membenci TNI/Polri maka Amerika, China dan Israel masuk dan menguasai tanah air kita. Jangan sampai asing menguasai tanah tercinta kita NKRI,” jelasnya.

“Marilah kita jaga secara bersama-sama kelancaran pelaksanaan pentahapan Pileg dan Pilpres 2019. Dengan menjaga, kita sudah turut mempertahankan NKRI dari ancaman integritas bangsa asing,” pungkasnya.

Temukan juga kami di Google News.