Jakarta – Munculnya nama Mardani Ali Sera menjadi salah satu kandidat di Pilpres 2019 mengundang banyak tawa. Sebagian pihak menganggap ini dagelan politik.

Siapapun boleh menertawakannya, namun menurut Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo meminta agar terburu-buru menganggap remeh figur Mardani Ali Sera.

“Jangan lupa, dialah manajer tim pemenangan Anies-Sandi di Pilkada DKI Jakarta yang berhasil menghantarkan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta,” ungkap Karyono dalam diskusi bertema “Mardani Ali Sera Cawapres, Serius atau Lucu-Lucuan ?” di UP2YU Cafe and Resto Menteng, Jakarta, Sabtu (21/7/2018).

Selain itu, pengamat politik senior ini mengakui bahwa Mardani adalah otak dari gerakan hastag #2019GantiPresiden. Sehingga dia layak menjadi kandidat di pilpres 2019 mendatang. Minimal dia layak menjadi cawapres mendampingi Prabowo. Sebagian pihak boleh menganggap ini lelucon politik. Tapi, bagi Karyono, bisa menjadi serius. Pasalnya, sampai saat ini usaha Prabowo melobi partai poitik belum juga membuahkan hasil. Silahturahmi politik Prabowo ke sejumlah partai belum ada kesepakatan secara resmi mengusung Prabowo sebagai calon presiden 2019.

“Hal ini disebabkan masing-masing partai memiliki agenda kepentingan mengajukan kadernya menjadi cawapres. Berbeda dengan rival Prabowo, Jokowi sudah diusung sejumlah partai dan diumumkan melalui mekanisme partai,” ujar dia.

Dikatakannya, apabila Prabowo gagal membangun koalisi dengan Partai Demokrat dan PAN maka mau tidak mau harus menerima tawaran PKS. Dengan demikian hampir dipastikan cawapres Prabowo adalah dari kader PKS. Karena hanya itulah kesempatan bagi Prabowo agar bisa mencalonkan diri menjadi capres.

“Dengan berbagai rekam jejak (traxk record) mengenai hubungan PKS dengan Gerindra menurut saya, sangat logis jika PKS meminta posisi cawapres karena ada sejumlah alasan yang bisa diterima akal sehat terkait tawaran PKS yang menginginkan kadernya menjadi cawapresnya Prabowo,” jelasnya.

Sejumlah alasan tersebut antara lain adalah PKS telah mengusung Prabowo menjadi capres berpasangan dengan Hatta Rajasa pada pilpres 2014. Selain itu, tambah dia, PKS telah merelakan kadernya Mardani Ali Sera untuk mengalah tidak menjadi calon wakil Gubernur yang rencananya pada saat itu akan berpasangan dengan kader Gerindra Sandiaga Uno. Tapi dengan masuknya nama Anies Baswedan yang menggeser posisi Sandiaga Uno sebagai bakal cagub DKI di detik-detik terakhir menjelang pendaftaran pasangan cagub telah mematahkan libido politik Mardani Ali Sera.

“Maka saatnya gantian Anies menunda syahwat politiknya untuk maju di pilpres 2019. Menurut saya masuk akal juga jika Anies Baswedan memberikan kesempatan bagi kader PKS untuk menjadi cawapres Prabowo. Saatnya Anies membalas budi bagi Mardani Ali Sera yang menjadi ketua tim sukses dan berterimakasih kepada PKS dan Gerindra yang telah berhasil menghantarkannya menjadi Gubernur DKI,” paparnya.

Masih kata Karyono, ini adalah jalan terbaik dan bijaksana untuk memberikan kesempatan bagi PKS. Anies sebaiknya menyelesaikan tugasnya menjadi gubernur DKI Jakarta sesuai dengan janji sucinya yang tidak akan meninggalkan jabatannya di tengah jalan. Warga Jakarta pasti akan menagih janji Anies pada saat kampanye.

“Masih banyak janji Anies yang belum diwujudkan seperti DP Rumah nol persen, dan lain-lain. Jika Anies ingin maju di pilpres 2019 menurut saya perlu mempertimbangkan aspek tersebut,” tuturnya.

Tak hanya itu, sambung Karyono, Anies perlu berhitung dari segi peluang dan usia. Sekalipun Anies menjadi capres atau cawapres tapi belum tentu terpilih. Maka lebih baik pilihannya adalah menyelesaikan tugasnya menjadi Gubernur.

“Jangan sampai ibarat bunga dia layu sebelum mekar. Jangan sampai karir politiknya mati di usia muda,” ucap dia.

“Seandainya realitas politik memaksa Prabowo mengambil calon wakilnya dari PKS maka tinggal pilih dari 9 nama yang menurut informasi sudah mengerucut ke 3 nama yaitu Ahmad Heryawan, Shohibul Iman dan Mardani Ali Sera,” pungkasnya.

Temukan juga kami di Google News.