Jakarta – Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) membeberkan beberapa alasannya berbagai pihak menginginkan kepemimpinan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti diperpanjang.

Sekjen Presidium Jari 98 Ir. Arwandi menyebutkan alasan pertama, kepemimpinan Badrodin telah terbukti menunjukkan hubungan sinergitas yang baik dengan lembaga penegak hukum lainnya baik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) maupun Kejaksaan Agung.

“Tengok saja, kasus cicak buaya atau kegaduhan antar lembaga terbukti kan tidak terjadi di era kepemimpinan Badrodin Haiti,” tegas Arwandi, Minggu (22/5/2016).

Alasan selanjutnya, kata Arwandi, prestasi duet kepemimpinan Badrodin dan Budi Gunawan terbilang menonjol dalam menggawangi korps Bhayangkara. Mulai dari penanggulangan teroris, pemberantasan narkoba, bahkan suasana kamtibmas pun relatif bagus.

“Operasi Tinombala membekuk kelompok Santoso di Poso yang melibatkan pasukan Polri dan TNI pun berjalan dengan baik. Ya saya yakin dalam waktu dekat akan dituntaskan. Juga pengamanan May Day juga berjalan kondusif,” terang Arwandi.

Alasan ketiga, sambung Arwandi, jelang Pemilihan Kepala Daerah 2017 yang bakal memanas tersebut, duet Badrodin dan Budi Gunawan tersebut dinilai bisa melakukan pencegahan agar situasi negara tetap kondusif.

“Dinamika politik akan terus berkembang, dan masalah akan menjadi kompleks. Bahkan unjuk rasa akan semakin banyak. Kami yakin Badrodin dan BG lah bisa netralisir masalah Pilkada itu dengan baik,” ucapnya.

Alasan terakhir, sambung Arwandi, keputusan wacana perpanjangan masa jabatan Kapolri semua kembali pada hak preogratif Presiden Jokowi. Oleh karena itu, ia mengingatkan pihak-pihak yang melakukan kontra tidak menekan-menekan Presiden karena itu adalah hak penuh Presiden. Kata dia, lebih baik pihak yang dianggap sewot itu ikut mempersiapkan diri sebagai Capresi 2019 agar paham tentang hak preogratif Presiden.

“Syukur-syukur bisa menang maka dengan demikian barulah yang sewot itu mengerti tentang hak preogratif Presiden,” jelasnya.

Arwandi pun mengusulkan agar rekomendasi beberapa alasan tersebut menjadi pertimbangan Jokowi. Ia menyakini dengan mempertahankan duet maut Badrodin dan BG tak akan merusak sistem regenerasi. Justru, kata dia, yang merusak adalah pihak-piha yang merasa sewot dengan kepentingan pribadi agar syahwat segelitir kelompok itu dapat menyalurkan hasratnya.

“Presiden Jokowi adalah sosok yang cerdas dan tak suka ditekan atas nama publik. Kami optimis, atas nama dan kepentingan bangsa dan negara, duet maut Badrodin dan BG mampu berangus para markus yang memanfaatkan kedekatan dengan para petinggi di Mabes Polri,” tandasnya.

Temukan juga kami di Google News.