Jakarta – Komando Masyarakat Arus Depan Pancasila (Komrad Pancasila) menilai gerakan apel akbar pasukan berani mati pembela Jokowi yang diklaim pimpinan Sukodigdo Wardoyo adalah gerakan simpang siur dan tidak bisa dipertanggungjawabkan konsolidasinya.

“Artinya begini, dalam perkembangannya kita menilai Pak Jokowi tidak perlu pembelaan karena sudah memasuki akhir transisi pemerintahan,” tegas Koordinator Komrad Pancasila Antony Yudha, hari ini.

Dia pun mempertanyakan narasi yang dibangun oleh Sukodigdo dengan sebutan pembelaan. Padahal, kata dia, Presiden Jokowi instruksikan para relawan untuk mengawal Pemerintahan Jokowi semulus mungkin.

“Pembelaan dari siapa? Itu yang jadi titik beratnya. Sudah jelas arahan Pak Jokowi adalah mengawal transisi pemerintahan semulus mungkin. Justru dengan adanya gerakan apel seperti ini, inilah yang jadi hambatan proses transisi,” tuturnya.

Karena, kata dia, gerakan itu akan mendapat respon dari orang yang sering mengkritik Pak Jokowi. Artinya nanti yang terjadi di lapangan adalah benturan dari kelompok pendukung Jokowi dan pengkritik Jokowi.

Dan ini akan berdampak kurang bagus terdapat transisi pemerintahan.

“Untuk nama koordinator tersebut juga tidak pernah terdengar juga dalam proses politik yang ada. Kita tidak tahu beliau benar-benar pendukung Jokowi atau hanya susupan yang mengaku-ngaku sebagai pendukung Jokowi. Tentu itu harus ditelusuri,” pungkasnya.

Temukan juga kami di Google News.