JAKARTA – Detasemen Khusus 88 Anti Teror (Densus 88) Mabes Polri berhasil melakukan penangkapan terhadap seorang tersangka teroris berinisial YLK di desa Monglato, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, pada Rabu, 21 Agustus 2024. YLK, yang diketahui memiliki sejumlah alias, termasuk IS, AT, MAL, dan AH, merupakan figur yang sudah lama diburu oleh aparat keamanan karena keterlibatannya dalam jaringan terorisme internasional.

YLK bukanlah sosok baru dalam dunia terorisme. Ia memulai kiprahnya sebagai anggota Jamaah Islamiyah (JI), kelompok teroris yang dikenal memiliki jaringan luas di Asia Tenggara dan berafiliasi dengan Al Qaeda. Namun, seiring berjalannya waktu, YLK berpindah afiliasi ke Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) yang dibentuk oleh Abu Bakar Ba’asyir, dan kemudian bergabung dengan Jamaah Ansharusy Syariah (JAS), kelompok yang juga merupakan pecahan dari JI.

Penangkapan YLK di Gorontalo menandai akhir dari pelariannya selama bertahun-tahun. Sejak tahun 2015, YLK telah berpindah-pindah tempat tinggal dan menggunakan berbagai identitas untuk menghindari deteksi aparat keamanan. Langkah ini menunjukkan bagaimana jaringan teroris terus mencoba beradaptasi dan menyembunyikan aktivitas mereka, meskipun tekanan dari aparat keamanan semakin kuat.

YLK memiliki riwayat panjang dalam kegiatan terorisme. Pada akhir 1990-an, ia mengikuti pelatihan militer di kamp Hudaibiyah, Filipina, di mana ia belajar keterampilan tempur dan penggunaan senjata. Tidak berhenti di situ, YLK juga mengikuti Muqoyama Badar tahap 2 di Jawa Timur, sebuah program pelatihan paramiliter yang dirancang oleh Jamaah Islamiyah untuk mempersiapkan anggotanya dalam melakukan jihad bersenjata.

Pada awal 2000-an, YLK mulai terlibat dalam jaringan terorisme internasional dengan bergabung dalam Al Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP), sebuah kelompok teroris yang berbasis di Yaman dan dikenal karena serangkaian serangan mematikan di Timur Tengah. Di Yaman, YLK menerima pelatihan militer lanjutan yang meliputi berbagai aspek, mulai dari perakitan senjata, pembuatan bahan peledak, hingga taktik perang gerilya.

Salah satu rencana aksi teror yang melibatkan YLK adalah serangan terhadap Bursa Efek Singapura pada tahun 2014. Lokasi ini dipilih oleh AQAP karena dianggap sebagai simbol kekuatan ekonomi Singapura, yang merupakan salah satu sekutu utama Amerika Serikat di Asia. Meskipun rencana ini akhirnya tidak terealisasi, hal ini menunjukkan betapa seriusnya ancaman yang ditimbulkan oleh jaringan teror internasional yang melibatkan YLK.

Setelah kembali ke Indonesia, YLK melanjutkan aktivitasnya dengan bergabung dalam Jamaah Tabligh, sebuah gerakan dakwah yang pada dasarnya tidak terkait dengan kegiatan terorisme. Namun, YLK menggunakan Jamaah Tabligh sebagai kedok untuk menyembunyikan aktivitas terorisnya dan menghindari pengawasan dari aparat keamanan. Selama bertahun-tahun, ia berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, mulai dari Batam, Surabaya, Pasuruan, hingga akhirnya tertangkap di Gorontalo.

Penangkapan YLK tidak hanya mengungkap jejak pelariannya yang panjang, tetapi juga menegaskan kembali komitmen pemerintah Indonesia dalam memerangi terorisme tanpa pandang bulu. Pemerintah, melalui Densus 88, menegaskan bahwa apa pun afiliasi kelompok teroris tersebut, jika terbukti terlibat dalam aktivitas terorisme, akan tetap menjadi target utama operasi penegakan hukum.

Dalam konteks ini, pembubaran resmi Jamaah Islamiyah pada 30 Juni 2024 menjadi momen penting yang diapresiasi oleh pemerintah. Langkah tersebut dianggap sebagai sinyal positif bahwa ada kesadaran di kalangan mantan anggota JI untuk meninggalkan jalan kekerasan dan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pemerintah berharap agar kelompok-kelompok teroris lainnya mengikuti jejak tersebut dan melepaskan ideologi kekerasan yang selama ini mereka anut.

Meskipun Jamaah Islamiyah telah bubar, pecahan-pecahannya seperti JAT dan JAS masih menjadi ancaman nyata yang harus diwaspadai. Pemerintah, melalui Densus 88, akan terus bekerja keras untuk memastikan bahwa seluruh jaringan terorisme di Indonesia dapat dibongkar hingga ke akarnya. Ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan untuk menjaga keamanan nasional dan melindungi warga negara Indonesia dari ancaman terorisme.

Keberhasilan penangkapan YLK oleh Densus 88 adalah bukti nyata bahwa aparat keamanan Indonesia tidak akan pernah berhenti dalam menjaga kedaulatan dan keamanan negara. Dengan dukungan penuh dari masyarakat, Indonesia akan terus maju sebagai negara yang damai, aman, dan terbebas dari segala bentuk terorisme.

Temukan juga kami di Google News.