Jakarta – Aliansi Masyarakat Muslim (AMM) menuding agenda penyelenggaraan The 3rd Asean Literary Festival 2016, yang berlangsung mulai tanggal 5 s/d 8 Mei 2016 di Taman Ismail Marzuki (TIM), Menteng Jakarta Pusat bertema “The Story Now” patut diduga sebagai agenda terselubung penyebaran paham/ajaran komunisme, memprovokasi gerakan separatisme di Papua dan juga menyebarkan kebebasan berekspresi bagi LGBT.
“Dugaan ini bukan tidak berdasar, akan tetapi bila dilihat dan diperhatikan pada rangkaian kegiatan tersebut jelas mewacanakan tentang ketiga hal tersebut. Tentu saja langkah tersebut tergolong cerdas dengan berupaya membingkai kegiatan dengan mengatasnamakan keadilan, kemanusiaan dan kebebasan,” tegas Koordinator Presidium AMM Miftahuddin, saat jumpa pers di Markas GPII, Menteng Raya 58 Jakarta, Minggu (8/5/2016).
Lebih lanjut, Ketua Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda Islam Indonesia Jakarta Raya itu mengingatkan agar barisan masyarakat, mahasiswa yang merupakan elemen bangsa jeli dan tidak boleh tinggal diam. Tahun 2016 ini begitu gencar wacana tentang komunisme. Dimulai dari penyelenggaraan Belok Kiri Festival, Pemutaran Film ‘Pulau Buru, Tanah Air Beta’, pertemuan di Jawa Barat oleh YPKP 1965/1966, Simposium Nasional PKI di Arya Duta, wacana permintaan maaf pemerintah kepada PKI, menyebarnya simbol-simbol PKI di Media Sosial dan sekarang penyelenggaraan ALF membuktikan kemampuan agen-agen komunis dengan berbaju demokrasi, kebebasan dan keadilan dalam menyusup semua lini termasuk ke pemerintah, LSM, dll.
“Kami mempertanyakan posisi dan kinerja pemerintah juga aparat kepolisian dalam mengawal hukum yang berlaku di negara Indonesia yaitu TAP MPRS No.27 tahun 1966 yang dengan tegas menolak paham komunis, dan UU No. 27 Tahun 1999 Jo. Pasal 107a-107e KUHP yang dengan tegas melarang paham marxisme karena dianggap sebagai satu bentuk ancaman negara,” terangnya.
Maka itu, pihaknya mengecam keras pihak terkait yang membantu penyelenggaraan kegiatan yang bermuatan paham/ajaran komunis. Tidak terkecuali THE 3RD ASEAN LITERARY FESTIVAL 2016. Karena bertentangan dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
“Kami mengecam keras pihak-pihak yang terkait gerakan separatisme dalam bentuk apapun di bumi cendrawasih Papua dan menyerukan persatuan bagi masyarakat Papua dalam bingkai NKRI,” ucapnya.
Selain itu, tambah Miftah, pihaknya juga mengecam keras pihak terkait yang membantu penyebaran LGBT sebagai bagian dari trend dunia karena merusak generasi muda dengan prilaku menyimpang.
“Hal ini tidak sesuai dengan fitrah manusia dan budaya Indonesia,” tandasnya.
Untuk di ketahui bahwa AMM ini terdiri dari gabungan berbagai organisasi antara lain, PW GPII Jakarta, Korpus Brigade PII, HMI dll.
Tinggalkan Balasan