Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia, Mahfud MD, telah resmi menjadi calon wakil presiden (cawapres), dari sosok calon presiden (capres) Ganjar Pranowo. Pasangan capres-cawapres ini telah mendaftarkan diri di Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mengikuti perhelatan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Pria ini lahir di Madura, pada 13 Mei 1957 dengan nama lengkap Mohammad Mahfud Mahmodin, Mahfud memiliki rekam jejak yang panjang dalam dunia politik di Republik Indonesia. Selain itu, ia juga memiliki karir akademis yang cemerlang.

Sejak dicetuskan nama Ganjar Pranowo sebagai calon presiden oleh PDIP, nama Mahfud MD selalu digadang-gadang menjadi cawapres pendampingnya. Hingga pada akhirnya, Mahfud telah resmi didaftarkan sebagai cawapres.
Untuk mengenal lebih dekat sosok Mahfud MD, yuk kita simak 3 fakta menariknya!

1. Rekam Jejak Politik Serta Akademis

Mahfud MD merupakan salah satu orang yang dalam sejarah hidupnya pernah menduduki posisi di tiga cabang trias politika.
Mahfud pernah berpengalaman di bidang eksekutif, sebagai menteri di era Gus Dur dan Joko Widodo. Dalam cabang yudikatif, Mahfud pernah menjabat puncak kekuasaan kehakiman sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi. Dan ia juga pernah menjadi anggota DPR RI pada periode 2004-2009, cabang legislatif dari trias politik.

Figur seperti Mahfud MD dinilai memiliki integritas yang baik, dan sangat berpeluang untuk diajukan oleh koalisi manapun. Pengalamannya dalam tiga cabang trias politika dan tidak pernah sekalipun terjerat kasus korupsi membuktikan ia punya komitmen anti korupsi.

Mahfud MD juga adalah seorang pengajar dan guru besar. Ia merupakan guru besar Hukum Tata Negara di Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia Yogyakarta sebelum menjabat sebagai Menteri Pertahanan di era Gus Dur pada tahun 2001.

Mahfud MD juga merupakan guru tetap Fakultas Hukum UII, dan ia dosen pertama yang meraih gelar doktor pada tahun 1993, menjadi Guru Besar pada usia 41 tahun, usia yang terbilang sangat muda.

Lalu, ia melompat jabatan dari asisten ahli ke lektor madya, menyalip seniornya pada waktu itu, dirinya dikukuhkan menjadi guru besar setelah mengabdi sebagai dosen UII selama 12 tahun.

2. Dekat Dengan Nahdlatul Ulama

Mahfud MD juga merupakan sosok yang lekat dengan Nahdlatul Ulama, terlebih ia memiliki kedekatan dengan Gus Dur. Latar belakangnya selama besar di Madura juga membuktikan statusnya sebagai bagian dari NU.
Secara kultural, Mahfud diakui lahir dan besar di lingkungan NU. Jauh sebelum bergulat di UGM untuk menimba Ilmu Sastra dan Budaya, serta Hukum Tata Negara untuk jenjang S2 dan S3, Mahfud pernah menjadi santri di Pondok Pesantren Al-Mardhiyah, Kecamatan Waru, Pamekasan, Madura.

Dan dengan latar belakang ini, pada tahun 2013, nama Mahfud pernah diusung oleh para Kiai se-Jawa untuk mengikuti kontestasi pemilihan presiden dan wakil presiden 2014. Alasan yang diungkap oleh KH Maimoen Zubaik, adalah karena kejujuran dan kecerdasan Mahfud MD.

3. Hampir Menjadi Wakil Presiden

Pada ajang pemilihan Presiden tahun 2019, Mahfud MD sempat diminta menjadi Cawapres Jokowi, namun sayangnya hal ini tidak terealisasikan.

Padahal, Mahfud MD sudah diminta bersiap sejak tanggal 8 Agustus 2018 malam, tidak hanya mengirimlan Curriculum Vitae (CV), namun dirinya juga diminta mengukur kemeja putih pada tanggal 9 Agustus 2018.

Mahfud MD menyatakan telah bersedia mendampingi Jokowi, dengan 3 alasan, di antaranya panggilan sejarah, kepercayaan Jokowi kepadanya dan elektabilitas Jokowi yang kala itu sangat tinggi dan berpotensi menang.

Akan tetapi, dalam waktu cepat nama Cawapres Jokowi berubah, yang mana ia mengumumkan KH Ma’ruf Amin sebagai Cawapres pendampingnya.

Kini, Mahfud MD telah resmi menjadi cawapres Ganjar Pranowo. Kiprahnya yang luas di dunia politik, prestasi akademisnya, serta rekam jejaknya yang berintegritas dinilai menjadi senjata kuat bagi Mahfud MD untuk mewujudkan kemajuan Indonesia bersama dengan Ganjar Pranowo.