Jatim – Pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Mambaul Ma’arif, Denanyar, Jombang, KH Abdussalam Shohib menilai sebaiknya lembaga penegak hukum fokus pada kasus yang lebih besar ketimbang ucapan ‘bajingan tolol’ Rocky Gerung.

Kyai yang akrab disapa Gus Salam ini menyebut kasus korupsi harus lebih diprioritaskan karena sangat merugikan dan menghambat kemajuan bangsa, daripada polemik ucapan Rocky Gerung.

“Semua menyadari statement Rocky Gerung sangat tidak beradab, namun sebaiknya penyelenggara negara fokus menangani kasus-kasus hukum yang besar lebih dulu. Misalnya kasus korupsi yang telah menyandera Indonesia, kemiskinan dan ketidakadilan yang menghambat proses kemajuan bangsa,” kata Gus Salam, hari ini.

Ia mengatakan kasus Rocky Gerung pun seharusnya tak perlu dilaporkan ke polisi.

Pernyataan Rocky yang jadi polemik itu, menurutnya tidak akan menjatuhkan marwah Jokowi sebagai individu maupun kepala negara.

Dia pun mengajak semua pihak untuk kembali belajar dan mengingat nilai-nilai yang diajarkan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

“Mari kita belajar dari Gus Dur yang terbiasa merayakan perbedaan pendapat, kritik bahkan hinaan dengan tetap tenang tanpa sedikitpun niatan untuk melaporkan pihak-pihak yang berbeda dengan beliau,” tutup Gus Salam.

Saat ini Bareskrim Polri menangani 13 laporan dan 2 aduan terkait pernyataan ‘bajingan tolol’ yang diucapkan Rocky Gerung.

Para pelapor merasa Rocky Gerung telah menghina Presiden Joko Widodo. Atas dasar itu, laporan diajukan ke kepolisian agar Rocky diproses hukum.

Ada pula gugatan perdata yang diajukan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Dilayangkan oleh advokat David Tobing yang merasa Rocky telah melakukan perbuatan melawan hukum.

Sejauh ini Rocky juga telah meminta maaf karena telah membuat kegaduhan serta perselisihan antara kelompok yang pro dan yang kontra atas ucapannya.

Presiden Jokowi pun sudah angkat suara. Dia menganggap kritikan Rocky Gerung adalah hal yang sepele. Jokowi lebih ingin fokus bekerja.

Temukan juga kami di Google News.