TRIBUNrakyat – Anak Buah Kapal Tugboat Henry yang selamat dari penyanderaan kelompok Abu Sayyaf telah dipulangkan ke rumah masing-masing, Minggu (24/4/2016). Kapal yang menarik tongkang dari Cebu Filipina menuju Tarakan dibajak saat melakukan perjalanan melewati perairan Filipina-Malaysia pada 15 April 2016 lalu.

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mengatakan jumlah ABK Tugboat Henry itu ada 5 orang. Mereka tiba di Tarakan Kalimantan Timur sejak Jumat (22/4/2016) pekan lalu. “Satu orang yang sakit masih di Tawau,” kata Retno dilansir Detikcom.

Yohanis Serang, awak TB Henry yang selamat dari sergapan kelompok bersenjata Abu Sayyaf tidak henti-hentinya mengucapkan syukur kepada Tuhan. “Ini jalan Tuhan saya bisa selamat dan saya diberikan kesempatan sama Tuhan untuk bertemu dengan anak-anak dan istri saya,” ungkap Yohanis melalui Tribunnews.

Yohanis menceritakan kejadian pembajakan kelompok Abu Sayyaf di Kapal TB Henry. Kapal yang sedang menarik tongkang Cristi ini tidak bermuatan dan dalam perjalanan dari Filipina menuju Tarakan, Kalimantan Utara.

Kapal TB Henry dengan kecepatan 40 knot segera berlabuh melewati perjalananan perairan Filipina-Malaysia atau sekitar Tawi-Tawi sekitar pukul 18.30 waktu setempat,.

Di dalam Kapal TB Henry terdapat 10 awak kapal. Ada yang sedang isirahat di kamar. Ada yang mandi, mencuci pakaian, nonton televisi, dan makan. Yohanis ketika itu sedang membuat kopi di dapur.

Usai membuat kopi, Yohanis naik ke dek kapal untuk mengambil pakaian yang dijemur. Saat naik di dek kapal, dari lambung kiri kapal, terlihat ada speedboat yang mendekati kapalnya.

Melihat ada kapal mendekat, Yohanis dan teman-teman berteriak: ada Abu Sayyaf. Saat beberapa oranng naik, tiba-tiba lima orang bersenjata laras panjang sudah naik ke kapal.

Kelima orang yang membawa senjata laras panjang dengan pakaian loreng tua warna agak pudar tanpa penutup wajah bicara dengan logat Melayu. Mereka langsung melakukan tembakan dengan posisi senjata mengarah bawah lantai kapal.

Mendengar suara tembakkan tersebut para awak kapal ketakutan. Mereka langsung lari bersembunyi, termasuk Yohanis lari ke arah kamar dan sempat bersembuyi. Merasa takut di kamar sendirian, Yohanis lari ke kamar nakhoda.

Di sana sudah ada nakhodanya Moch Ariyanto Misnan bersama kedua rekannya. Namun, tak lama kemudian, kelompok bersenjata masuk ke kamar nakhoda.

Yohanis dan keempatnya disuruh keluar ke geladak kapal. Sebanyak 10 awak kapal dikumpulkan di geladak sambil kedua tangan berada di atas kepala.

Yohanis melihat temannya Lambas Simanungkalit bersimbah darah di bagian dada sebelah kiri. Lambas ditolong temannya, Royke Fransy Montelelu. Saat itu Lambas memegang dada sebelah kirinya yang tertembak agar darah tidak banyak keluar.

Sekitar 30 menit, Polisi Maritim Malaysia datang membantu. Sebelum membantu, terlebih dahulu Polisi Malaysia menyenter nama kapal untuk memastikan Kapal TB Henry yang meminta pertolongan.

Setelah memastikan benar TB Henry, polisi Martim mendekat dan mengevakuasi enam awak kapal selamat ke atas kapal patroli Malaysia.

Lambas yang luka tertembak terlebih dahulu dievakuasi, dan selanjutnya lima awak kapal. Mereka dievakuasi dan dibawa ke Lahad Datu Malaysia. Sedangkan Lambas dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Selama di Lahad Datu, awak kapal diberikan makanan dan minum oleh Polisi Maritim Malayia. “Sekarang, saya ingin bekerja di sini saja (Kalimantan). Saya trauma kerja yang kemarin,” kata Yohanis dikutip Vivanews.

Temukan juga kami di Google News.