Jakarta – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) menggelar upacara peringatan hari Santri ke 2 tahun 2016 di lapangan Monas Gambir Jakarta Pusat, Sabtu (22/10/2016). Ribuan santri se Jabodetabek, Jawa Barat dan Banten itu mengikuti apel akbar bertema “Merajut Kebhinekaan dan Kedaulatan Indonesia”.

Turut hadir Ketum PBNU Prof. Dr. KH Said Aqil Siroj, Wakapolri Komjen Pol Sjafruddin, Menteri PDT Eko Putro Sanjojo, Staff KepresidenanTeten Masduki, Menpora Nahrowi Ramli, Sekjen PBNU Nasrullah A, Ketum DPP PKB Muhaimin Iskandar, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol . M Iriawan, Kasdam Jaya Brigjen TNI Ibnu Tri Widodo, Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol. Suntana, Ketua Baitul Muslimin Prof. DR. Hamka dan Ketua MURI Indonesia Jaya Suprana.

Panitia Pelaksana Marsudi Suhud mengatakan hari ini adalah hari yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia khususnya bagi kaum santri karena hari ini adalah hari Santri Nasional sebagaimana ditetapkan dalam kepres No 22 tahun 2015 adalah sebagai simbol penghormatan kepada kaum santri terutama bagi syuhada dan para pejuang yang telah rela berjuang membela tanah air dari berjuang melawan penjajah hingga revolusi mempertahankan kedaulatan Indonesia sebagai fardu ain adalah semangat revolusi jihd.

“Untuk mengukuhkan kembali umat Islam terhadap persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, pengukuhan komitmen kebangsaan ini sangat penting agar semangat nasionalisme terus menerus tersambung tanpa putus untuk seluruh generasi bangsa Indonesia,” ucap Marsudi.

Apel hari santri ini juga diikuti oleh beberapa ormas sosial keagamaan yang tergabung dalam LPOI antara lain Nahdalatul Ulama, Persatuan Islam, Al Irsyad, Al Islamiyah, Arrobithoh Al Alawiyah, Persatuan Islam Tiongha Indonesia, Matlaul Anwar, Atithadiyah, Azikra, Al Wasliyah, IKADI, Syarikat Islam Indonesia, Persatuan Tarbiyah Islamiyah ( Perti), dan Dewan Da’ wah Islamiyah serta unsur keagamaan lainnya.

Apel ini juga dilaksanakan ikrar kebangsaan untuk tetap setia mempertahankan Pancasila dan menolak segala bentuk radikalisme, serta melawan segala bentuk ancaman yang berpotensi memecah belah bangsa.

Temukan juga kami di Google News.