Jakarta – Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj menegaskan peringatan hari Santri ke – 2 kali ini adalah momentum yang sangat penting dalam rangka menghormati kaum santri dalam memperebutkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Para santri dengan caranya bergabung dengan elemen bangsa mengusir penjajah.

“Hari ini 71 tahun yang lalu bangsa Indonesia hampir mengalami situasi pelik dan hampir tidak bisa melepaskan diri dari penjajah,” sebut dia, Sabtu (22/10/2016).

Dijelaskan Said, resolusi jihad NU adalah perintah kepada alim ulama kepada umat Islam dipulau Jawa dimana kewajiban untuk membela tanah air saat itu untuk melawan tentara NICA. Perlawanan dipimpin langsung KH Hasyim Asyari, yang berujung dengan pertempuran sengit dikenal dengan pertempuran 10 November di Surabaya. Kaum santri pun berhasil merebut kembali dari tentara NICA pimpinan Brigjen Malabi dan saat itu lebih dari 20.000 orang santri telah gugur.

“Tantangan yang kita hadapi hari ini meskipun berbeda yaitu yang pertama adalah menghadapi ancaman ideologi harus dilawan. ISIS harus kita lawan,” tegas dia.

Menurut Said, ISIS merupakan musuh bersama demikian juga dengan ormas yang menolak ideoliogi Pancasila harus diluruskan. Tantangan kedua, lanjut dia, masih tingginga angka kemiskinan yakni ketimpangan antara si kaya dan miskin. Ketiga meluasnya penggunaan narkoba diseluruh kelas masyarakat.

“Tugas kita adalah jihad melawan anarkisme, radikalisme, terorisme yang bertentangan dengan Pancasila dan NKRI dan agama Islam. Mari jihad juga melawan narkoba,” tandasnya.

Temukan juga kami di Google News.