Jakarta – Aktivis 98 tergabung dalam Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) menegaskan beredarnya kabar mengenai instruksi Kapolri memerintahkan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri untuk memeriksa Amien Rais adalah berita hoax alias tidak benar. Hal itu terkait orasi provokatif nya dengan menuding Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang melindungi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terkait tuduhan penistaan agama.
“Itu berita hoax dan tidak benar. Tapi akan menjadi lain jika Amien Rais yang menjadi pelanggar hukumnya,” tegas Ketua Presidium Jari 98 Willy Prakarsa, Minggu (16/10/2016).
Untuk diketahui, beberapa hari terakhir, tersebar berita yang menyatakan Tito memerintahkan Bareskrim memeriksa Amien Rais karena menuding Presiden Joko Widodo telah melindungi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Selain itu, Willy menyayangkan adanya berita yang menjadi viral sehingga menyudutkan Kapolri Tito akhir-akhir ini, terkait arahannya kepada anak buahnya mengenai keberpihakannya kepada Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Dia pun mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga etika politik, dan bersaing secara sehat serta memperjuangkan hak aspirasi warga Jakarta di Pilgub DKI 2017.
“Rakyat akan rugi jika langsung makan berita fitnah itu secara mentah-mentah. Musim politik ini, para oknum tak bertanggung jawab ini sengaja bikin berita fitnah dan menyesatkan. Kami mengingatkan jangan sekali-kali jadikan agama sebagai komoditas politik (isu SARA),” terang dia.
Lebih lanjut, Willy memastikan pihaknya bakal melaporkan kasus ini kepada pihak Kepolisian jika ada yang membuat berita sesat kembali. Willy menyakini Tito bukanlah figur yang mudah di intervensi, dan Tito pasti mampu menjaga netralitas dan independensinya sebagai penegak hukum. Tak hanya itu, Willy juga mengancam hal serupa jika ada pihak sengaja memainkan isu SARA yang dampaknya menjadi petaka di Indonesia yang kental dengan Pancasila dan semangat Bhinneka Tunggal Ika nya.
“Ayo mari bersama-sama menjaga keutuhan NKRI. Sesama saudara jangan saling mencaci apalagi memfitnah, kita adalah bersaudara, satu nusa, bangsa, bahasa dan tetap sebagai rakyat yang Pancasilaisme,” ucap dia.
Jari 98 Sayangkan Pernyataan Provokator Amien Rais yang Muncul Ditengah-Tengah Demonstran
Willy juga menyayangkan pernyataan provokator Amien Rais saat berorasi didepan Bareskrim Jumat kemarin. Menurut dia, provokator sebaiknya layak untuk dimintai keterangan agar bisa dipertanggung jawabkan.
“Jari 98 mendukung Kapolri untuk menegakkan hukum sesuai agenda reformasi dengan memanggil dan memeriksa Amien Rais terkait orasi provokasinya. Jangankan Amien Rais, siapapun yang salah dan melanggar pidana, anarkis dan hate speech pasti disikatnya,” kata dia.
Willy mengaku bahwa tokoh reformasi yang sesungguhnya adalah DR. Sri Bintang Pamungkas yang kini menjadi dosen teknik sipil dari Universitas Indonesia (UI). Jadi bukan Amien Rais. Kala itu, Willy menjelaskan perlawanan terhadap rezim orde baru (Orba) dimulai dengan lakukan konsolidasi ketiap kampus-kampus dari tahun1995 dan menggapai anti klimaksnya pada pertengahan bulan Mei 1998. Memasuki 15 April 1998 para aktivis, pemuda, pelajar dan mahasiswa membulat, sehingga memasuki tanggal 1 s/d 22 Mei 1998 barulah dirasa dan terjadi aksi besar-besaran hingga lengsernya rezim Soeharto.
Sementara itu Sri Bintang juga meneriakkan reformasinya dari Hamburg Jerman. Willy menyayangkan pemberian gelar kepada Amien Rais sebagai Tokoh sekaligus Bapak Reformasi.
“Sejatinya Bapak Reformasi nya adalah Sri Bintang Pamunkas bukan Amien Rais,” tutur dia.
Willy menambahkan hanya menjadi tertawaan dan lelucon dikalangan aktivis jika ada pihak yang menyebut Amien Rais itu adalah Bapak Reformasi 98.
Tinggalkan Balasan