Jakarta – Beberapa hari terakhir ini, opini publik membincang pernyataan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam suatu kesempatan pertemuan dengan warga DKI Jakarta yang bermukim di Kepulauan Seribu. Pasalnya, Ahok nampak keseleo lidah dengan mengutip ayat 51 Surat Al Maidah sehingga telah melukai hati warga DKI yang mayoritas beragama Islam.

Namun, ditengah-tengah gelombang rakyat Indonesia khususnya umat Islam menilai Ahok telah menista agama Islam, muncul fenomena baru dan warna baru partai politik (parpol) Islam yang menyatakan siap memberikan dukungan ke Ahok-Djarot.

Parpol yang dimaksud adalah PPP kubu Djan Faridz. Keputusan ini bertolak belakang dengan PPP kubu Romahurmuzy (Romy) yang sudah mengusung Agus-Sylviana. Entah kenapa PPP kubu Djan Faridz ini secara mengejutkan mendukung Ahok-Djarot, apakah lantaran ingin mendekati pemerintah demi pengakuan partainya atau kah memang benar-benar NKRI.

Berikut kutipan alasan PPP kubu Djan Faridz mendukung Ahok-Djarot :

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Djan Faridz membeberkan alasan partainya memutuskan memberikan dukungannya kepada pasangan calon Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Saiful Djarot yang bertarung di Pilkada DKI 2017.

Djan Faridz mengaku sikap DPP PPP untuk mempertimbangkan mendukung pasangan Ahok-Djarot dilandasi semata-mata untuk kemashlahatan umat dan toleransi. Kata dia, PPP sebagai partai Islam ingin menjadi jembatan antara umat dengan pasangan Ahok-Djarot sehingga ketika mereka memimpin Jakarta maka kepentingan-kepentingan umat Islam dapat terwadahi. Adalah sebuah langkah kontra produktif bila umat Islam menjauhi pasangan Ahok-Djarot yang berpotensi besar memenangi Pilkada DKI 2017.

“Langkah DPP PPP melewati proses perdebatan di internal partai. Dinamika internal partai membahas sekaligus merumuskan konsep pemimpin Islam. Selalu ada asal usul, kondisi hingga dimensi waktu yang menyertai pembahasan konsep kepemimpinan dalam Islam. Itjihad dan penafsiran atas kepemimpinan seorang nonmuslim sudah banyak dilakukan,” ungkap Djan Faridz saat jumpa pers di Gedung DPP PPP Jl. Diponegoro beberapa hari lalu.

Menurut dia, ada konsep al imamah dan al wilayah bahkan sampai titik titik mana seorang nonmuslim bisa menjadi pemimpin. Sehingga sampailah pada kesimpulan pemimpin daerah bukanlah pemimpin agama, Ahok dalam hal ini adalah calon Gubernur, calon pelayan masyarakat. Berdasarkan alasan ini pulalah, lanjut dia, sebuah partai dakwah ketika itu memutuskan mendukung FX Rudi calon nonmuslim untuk memimpi Kota Solo, Jateng pada tahun 2010. Apalagi Ahok didampingi seorang muslim, Haji Djarot Saiful Hidayat.

“Apalagi DPP PPP melihat kerja nyata Ahok-Djarot selama memimpin Jakarta sedikit banyak sudah mengakomodasi kepentingan umat,” beber dia.

Ia mencontohkan program renovasi Masjid dan Musholah, program mengumrohkan para pengurus masjid di seluruh DKI Jakarta yang tidak pernah dilakukan oleh Gubernur sebelumnya. Dia juga menilai kepemimpinan Ahok-Djarot banyak mengusung nilai-nilai ke Islaman sebagai Rakhmatan Lil Alamin. DPP PPP ingin memastikan program-program itu terus berlanjut dan ditambah dengan program-program pro umat lainnya. Karena itu, Ahok-Djarot harus didekati, bukan dijauhi, agar mereka mengerti dan memahami kebutuhan-kebutuhan umat.

Maka itu, Djan menegaskan pihaknya akan menjalin komunikasi dengan partai pengusung Ahok-Djarot khususnya dengan PDIP dan pasangan calon. Komunikasi politik ini sekaligus sarana bagi DPP PPP yang berinisiatif membuat kesepakatan bersama (kontrak politik) dengan Ahok-Djarot.

“Tentu saja kontrak politik itu berisi kesepakatan – kesepakatan yang menguntungkan dan bermanfaat bagi umat Islam,” tuturnya.

Lebih lanjut, Djan berjanji akan mengajak Ahok untuk mengikuti acara ditempat-tempat pengajian Al Quran dan membuat 300 an posko yang membawahi RT/RW.

“Kita akan kawal Ahok dan secara ketat Inilah yang menjadi jembatan dan kita yang akan menjelaskan ke umat Islam. Jangan sampai umat Islam terprovokasi pada hal-hal yang tidak mempunyai dasar,” ucap dia.

Demi NKRI, PPP Ambil Langkah Cepat untuk Kepentingan Umat

Sementara itu, Wakil Ketua Umum PPP kubu Djan Faridz Humphrey Djemat memastikan alasan dukungan ke Ahok-Djarot oleh Djan Faridz sudah sangatlah lengkap dan komprehensif sekali. Humphrey pun menekankan alasan PPP kubu Djan Faridz menyatakan mempertimbangkan untuk mendukung Ahok-Djarot, kata dia, disitu terlihat ada masalah cukup substansial. Demi kepentingan masyarakat khususnya umat Islam di DKI Jakarta.

“Diperlukan kesepakatan bersama dan kontrak politik yang ditangani kedua pasangan. Kita semua tahu, bahwa suasana di Jakarta mulai memanas. Untuk itulah, toleransi supaya diketahui bersama,” kata dia.

Humphrey melanjutkan partainya yang berasaskan Islam itu secara tegas mempertimbangkan mendukung Ahok-Djarot dengan pertimbangan yang sangat kuat sekali. Bagaimanapun juga ia melihat bahwa Indonesia adalah negara Pancasila mengakui keanekaragaman. Sehingga tidak boleh membiarkan masalah ini terjadi.

“PPP mengambil langkah cepat untuk kepentingan umat. Diantara 3 calon yang ada saat ini, 2 calon yang ada sudah didukung parpol berwarna Islam. Sementara Ahok-Djarot blm didukung parpol Islam. Kita tidak boleh membiarkan ini terjadi. Jangan sampai ada dikotomi, Islam menang, nonmuslim menang. Tidak boleh terjadi di negara pancasila. Ini adalah kepentingan NKRI. Kenapa pilih Ahok-Djarot, menginginkan kehidupan yang harmonis,” terang Humphrey.

Dukungan PPP Djan Faridz Tambah Daya Gedor Menangkan Ahok-Djarot

Dalam kesempatan yang sama, Sekjen PPP kubu Djan Faridz Dimyati Natakusumah mengemukakan keputusan yang diambil ini adalah keputusan rapat. Ia berharap adanya dukungan PPP ini bisa menambah daya gedor parpol Islam untuk memenangkan Ahok-Djarot.

“Ini adalah urusan politik mudah-mudahan PPP tetap jaya dan berasaskan Islam,” sebutnya.

Masih kata Dimyati, keputusan itu dasarnya adalah toleransi dan untuk kepentingan umat. Dimyati menghimbau agar para simpatisan PPP menyatukan tekad untuk memenangkan pasangan Ahok-Djarot. Peristiwa ini sama persis disaat memberikan dukungannya kepada Jokowi-Ahok pada waktu itu.

“Ketua sudah membawa Jokowi dan Ahok ke Jakarta. Dan saya yakin ini kepentingannya adalah untuk bangsa dan negara, dan Ahok bisa menata Jakarta,” tandasnya.

PPP Kubu Romy: Dukungan Djan Faridz Perseorangan bukan Partai

Menyikapi dukungan Ahok-Djarot oleh PPP kubu Djan Faridz, PPP kubu Romahurmuzy (Romy) yang sudah menyatakan dukungannya ke Agus H Yudhoyono-Sylviana Murni pun ikut angkat suara. Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani memastikan deklarasi tersebut sifatnya dukungan bukan mengusung. Selain itu dukungan tersebut juga bukan mengatasnamakan partai melainkan perseorangan.

“Kelompok itu adalah kelompok yang tidak bisa mengusung, kalau mendukung boleh-boleh saja. Kalau mengatasnamakan partai ada mekanismenya,” tegas Arsul.

Arsul pun menyebutkan ‎alasan partainya tidak mengusung Ahok-Djarot lantaran tidak ada satupun konstituen atau segmen di dalam organisasi PPP yang mengusulkan untuk mendukung Ahok.

“Kenapa PPP tidak dukung Ahok? ‎Tidak ada ada satu konstitun pun yang mengusulkan kepada DPP PPP mengusung Ahok. Tidak ada satu pun,” kata dia.

Apabila PPP memaksakan mengusung Ahok, menurut Arsul, partainya akan kehilangan kepercayaan dari konstituen. Karena selama ini Partai merupakan perwakilan konstituen.

“Lalu kalau partai tidak ada yang mengusulkan kemudian DPP membuat keputusan yang sementara tidak ada satu usulan pun, Ia (partai) mewakili siapa sekarang ini,” pungkasnya.

Temukan juga kami di Google News.