Jakarta – Jaksa Penuntut Umum (JPU) Ardito Muwardi mempertanyakan kondisi Boon Juwita alias Hani yang merasa iritasi saat mencicipi es kopi vietnam di Kafe Oliver bersama mendiang I Wayan Mirna.

Pertanyaan itu dilontarkan kepada Ahli Toksikologi dari Australia Michael David Robertson.

“Bagaimana dengan Hani yang merasa iritasi saat mencicipi es kopi vietnam?” tanya Jaksa, Rabu (21/9/2016).

David mengatakan gejala-gejalanya karena ada sesuatu di dalam mulut bukan karena di tubuhnya. Jika Hani menelannya, maka kata David, Hani seharusnya merasa sakit atau tidak enak badan, seperti pusing, mual.

“Mungkin seperti itu,” ucap David.

David yang mengaku sudah melihat rekaman CCTV kejadian itu melanjutkan bahwa setelah menyeruput kopi tersebut maka akan diserap di lambung dan diedarkan ke seluruh tubuh dan akan menimbulkan efek dan di saat yang bersama mengeluarkan ekskresi.

“Jika seseorang meninggal dunia karena sianida maka absorpsi dan distribusi harus terjadi. Karena pertama harus masuk ke hati, lalu metabolisme akan mengubah sianida tersebut,” ujarnya.

Namun, David mengatakan tidak menutup kemungkinan korban Mirna termasuk gejala keracunan.

“Itu mungkin, karena gejala-gejala itu saya tidak lihat, tapi kalau berdasarkan saksi maka gejala tersebut konsisten dengan gejala orang yang keracunan sianida,” tutur dia.

David melanjutkan absorpsi itu melalui mulut bukan di lambung, jadi terjadi di mulut. Absorpsi dalam mulut terjadi jika sesuatu dimasukan dalam mulut dan tetap tinggal dimulut artinya tidak ditelan atau tetap didalam mulut dan tidak masuk ke lambung tapi tetap beredar ke dalam darah dan untuk membunuh harus sampai ke jantung, hati dan otak.

“Absorpsi itu melalui mulut bukan di lambung, jadi terjadi di mulut,” tandasnya.

Temukan juga kami di Google News.