Jakarta – APBN Perubahaan 2016, baru saja disepakati dan disahkan oleh DPR dengan pemerintah. Dari kesepakatan itu antara DPR dengan pemerintah, 87 Kementerian atau lembaga negara mendapat alokasi anggaran sebesar Rp.767.8 Triliun.
Walaupun begitu APBNP 2016 belum direalisasikan oleh Kementerian atau lembaga, namun Direktur Eksekutif Center For Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi menyesalkan Presiden Jokowi mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 Tahun 2016, pertanggal 26 Agustus 2016.
“APBN-P 2016, belum direaliasasikan tapi kok tiba-tiba, tidak ada angin atau hujan, Presiden keluarkan Inpres yang isinya Kementerian/Lembaga (K/L) untuk melakukan langkah-langkah penghematan dalam rangka pelaksanaan APBN-P Tahun Anggaran 2016,” ungkap Uchok, Kamis (1/9/2016).
Menurut pengamat anggaran dan politik ini, instruksi Presiden tentang pemotongan anggaran itu, bukan sebuah penghematan anggaran, tapi pemerintah justru melakukan amputasi anggaran dengan wajah bengis. Karena, kata dia, dalam amputasi anggaran ini, ditemukan wajah pemerintah yang kejam dan bengis.
“Selain belum ada pembahasan dan persetujuan dari DPR, pemerintah, kok seenak saja main potong atau amputasi anggaran atas 85 kementerian atau lembaga negara yang berdampak kepada pengorbanan program-program lembaga penegakan hukum, program anti korupsi, dan program-program untuk mengatasi kemiskinan,” tuturnya.
Tak hanya itu, lanjutnya, amputasi anggaran ini tanpa pembahasan DPR, memperlihatkan Presiden Jokowi sedang memakai gaya politik Ahok yang paling jelek di Jakarta. Tanpa pernah mau melakukan pembahasan atau minta permisi kepada dewan.
“Main langsung saja, melakukan tindakan tanpa berpikir, atau nanti kalau ada akibat dari amputasi anggaran ini, baru dipikirkan. Masa bodoh dengan peraturan yang sudah tidak ada. Anggap saja, Seolah olah aturan belum dibikin atau belum ada peraturan yang jelas, yang harus dijalankan oleh pemerintah Jokowi,” jelasnya.
Kalau begitu, kata Uchok, untuk apa ada parlemen sebagai perwakilan rakyat, maka Presiden Jokowi lebih baik bubarkan saja DPR. Tidak usah ada lembaga parlemen agar Presiden Jokowi punya full berkuasa tanpa ada yang mengawasi atau mitra dalam pembahasan anggaran. Dan lupakan saja dengan peraturanya yang menegaskan, bahwa pergeseran anggaran atau pergantiam ataupun penghapusan nomenklatur program harus ada perbahasan atau pemberitahuan anggota dewan sebagai hak budget dan pengawasan DPR.
“Cerita yang lain, dan patut dicuriga adalah pemerintah melakukan “suap” kepada parlemen yakni dengan cara pemerintah tidak melakukan amputasi anggaran kepada dua lembaga negara yakni DPR dan MPR. Hal ini merupakan sebuah strategis pemerintah untuk meredam kemarahan atau kritik anggota dewan kepada presiden Jokowi,” sebutnya.
Selanjutnya, kata dia, sebagaimana untuk diketahui bahwa dari 87 kementerian atau lembaga yang punya alokasi anggaran, hanya 2 lembaga negara yang tidak diamputasi anggarannya, yaitu DPR dan MPR. Dan sejak Inpres Nomor 8 Tahun 2016, pertanggal 26 Agustus 2016, dikeluarkan oleh pemerintah, tidak ada atau minim dari anggota dewan untuk melakukan protes atau kritik kepada pemerintahan Jokowi.
“Hal ini berarti, DPR sudah dilumpuhkan, dan kalaupun DPR masih “hidup” saat ini, hanya dipergunakan sebagai tukang stempel pemerintah agar semua anggota dewan mengikuti semua kemauan pemerintahan Jokowi dengan mengorbankan rakyat kecil,” ucapnya.
Lebih jauh, Uchok menambahkan pihaknya membeberkan catatan dalam lampiran Inpres tersebut. Dan tertuang besaran penghematan atau anggaran yang sudah diamputasi sebesar Rp.64.7 Triliun dari alokasi anggaran sebesar Rp.767.8 Triliun. Jadi, alokasi anggaran kementerian atau lembaga, saat ini merosot tajam ke bawah sekali, setelah Sri mulyani Jadi Menteri Keuangaan, dan kini tinggal tersisa sebesar Rp.666.6 Triliun.
“Dan amputasi anggaran ini yang jadi korban hanya rakyat kecil, dan wajar saat ini rakyat berduka, dan prihatin atas berkurang anggaran buat rakyat kecil padahal buat pokok dan bunga utang, pemerintah tidak berani melakukan pemotongan anggaran. Berani hanya sama rakyat kecil,” tutup dia.
Tinggalkan Balasan