Jakarta – Puluhan massa tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Jakarta diamankan menuju Polda Metro Jaya lantaran memaksa menerobos barisan Polisi untuk menyampaikan aspirasinya menuju depan Istana Negara, Jakarta, Senin (15/8/2016).

Sebelum massa dibawa ke Polda Metro Jaya dalam rangka mediasi, Kapolres Metro Jakpus Kombes Pol Dwiyono melakukan negosiasi agar tidak memakai space di depan Istana dan diarahkan ke parkiran Monas Barat.

Namun, Koordinator aksi AMP Frans Nawipa mengaku pihaknya sudah melaporkan perizinan menyampaikan pendapat itu melalui surat ke Polda dan Polres dan memaksa untuk tetap melakukan aksi unjuk rasanya.

“Kami tetap akan menyampaikan aspirasi, kami hanya bawa senjata spanduk dan poster,” kata Frans.

Dalam aksinya tersebut, massa AMP membentangkan spanduk bertuliskan II. Spanduk/Poster bertuliskan ‘Hak menentukan nasib sendiri solusi demokratis bagi rakyat Papua, Menolak integrasi Papua lewat Pepera 1969.

Selain itu, demonstran juga menyampaikan empat tuntutannya yakni pertama, berikan kebebasan dan hak menentukan nasib sendiri sebagai solusi demokratis bagi rakyat Papua. Kedua, menutup dan menghentikan aktifitas eksploitasi semua perusahaan Multy National Coorporation (MNC) milik negara – negara imperialis : freeport, BP, LNG Tangguh, Medeo, Carindo dan lain – lain dari seluruh tanah Papua. Ketiga, menarik militer Indonesia (TNI – POLRI) organik dan non organik dari seluruh tanah Papua untuk menghentikan segala bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan oleh negara Indonesia terhadap rakyat Papua. Terakhir, perjanjian New York 15 Agustus 1962 kesepakatan Internasional yang illegal.

Temukan juga kami di Google News.