Jakarta – Krisis yang terjadi di dunia Internasional diikuti situasi perekonomian nasional yang memburuk, menginisiasi organisasi mahasiswa yang tergabung dalam Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) menggelar konsolidasi internal yang dinamakan Dewan Nasional.
Mereka mengusung tema “Semangat Revolusi Agustus menuju Persatuan Gerakan Rakyat Membangun Kekuatan Alternatif”. Kegiatan itu dijadwalkan berlangsung tanggal 12 sampai 14 Agustus 2016 di Utan Kayu, Jakarta Timur.
Kegiatan yang juga dihadiri perwakilan mahasiswa berbagai daerah diluar Jakarta ini, berupaya merumuskan persatuan gerakan rakyat berbagai sektor untuk membangun kekuatan politik alternatif. Hal ini didasari semakin menjauhnya bangsa dari cita-cita awal didirikannya bangsa ini. Rezim berganti rezim, rakyat hanya menjadi objek dalam pemilu, janji-janji semasa kampanye serta sosok merakyat hanya mengilusi Rakyat.
Tintus Formancius, selaku Ketua penyelenggara Dewan Nasional menegaskan pogram pemerintahan Jokowi-JK dalam Nawacita untuk menciptakan kemandirian bangsa (Trisakti) terbukti hanya janji kampanye dan jargon semata. Pada prakteknya liberalisasi besar-besaran yang dilakukan, bahkan cenderung memfasilitasi permintaan pasar terutama modal asing saja.
“Kita lihat hari ini ditengah berlangsung MEA, paket-paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah tidak satupun menyentuh sektor perekonomian rakyat,” tegas dia, Sabtu (13/8/2016).
Menurut dia, keberpihakan pada investor jelas, diberlakukannya PP Pengupahan No 78 tahun 2015 sangat merugikan sekitar 55 juta kaum buruh yang nasibnya diserahkan pada pasar, pengadaan lahan bagi investor juga mengancam sekitar 37,5 juta kaum tani kehilangan tanahnya. Pembebasan beacukai atas ekspor impor, hutang luar negeri yang meningkat, serta pemberlakuan tax amnesty, membuktikan pemerintahan hari ini tidak jauh berbeda dengan rezim sebelumnya yakni penganut mazhab Neoberalisme.
Sementara itu, lanjut dia, meningkatnya angka kemiskinan tahun ini membuktikan, kesejahteraan rakyat tidak dapat dititipkan pada partai-partai borjuasi dan para elitnya.
“Tugas mendesak mahasiswa hari ini ialah membangun kesadaran rakyat untuk menjadi subjek dalam menciptakan kekuatan politiknya sendiri, melepaskan cengkraman penjajahan sistem Neoliberalisme yang sedang berlangsung saat ini,” beber Tintus.
Hal senada juga dilontarkan pimpinan serikat buruh Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia (FBTPI) yang juga Sekretaris Jenderal Ormas Rumah Rakyat Indonesia (RRI) Ilhamsyah. Pria yang akrab disapa Boing itu mengakui gerakan mahasiswa saat ini semakin hari semakin melemah pasca runtuhnya rezim orba, pentingnya gerakan mahasiswa melibatkan perjuangan dengan buruh untuk menegaskan bahwa posisi LMND sebagai organisasi ekstra kampus keberpihakannya adalah kepada rakyat kecil khususnya buruh.
“Maka penting membangun kerjasama persatuan secara politik yang lebih strategis ditengah-tengah situasi nasional Indonesia yang semakin parah dicengkraman oleh kapitalis dalam negeri dan kapitalis internasional serta kapitalis birokrat,” jelas Boing.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Umum LMND Jami Kuna menegaskan situasi ekonomi politik bangsa yang hari ini di monopoli modal-modal asing mengharuskan bergerak bersama-sama untuk memperbaiki nasib hidup terutama pemenuhan kebutuhan upah layak, pendidikan dan kesehatan gratis, hunian yang layak bagi seluruh rakyat.
“Perjuangan gerakan mahasiswa dan buruh harus ditingkatkan guna mewujudkan cita-cita masyarakat adil dan makmur,” tutur Jami.
Kegiatan Dewan Nasional ini sendiri akan mengambil sikap untuk, merumuskan dan memutuskan bentuk persatuan gerakan rakyat multisektor, dalam menggambarkan wujud kekuatan politik alternatif yang ingin digagas bersama.
Tinggalkan Balasan