Jakarta – Wakil Presiden ke-6 RI, Jenderal (Purn) TNI Try Sutrisno menyayangkan era reformasi yang dulu diperjuangkan aktivis pemuda lebih pada titipan dan bawaan dari luar, bahkan nilai liberalistik dan kapitalistik lebih terlihat dengan berlindung pada demokrasi dan keterbukaan.

“Nilai-nilai Pancasila yang seharusnya menjadi pedoman seluruh elemen bangsa pun justru terkesan memudar,” kata Try Sutrisno, saat Forum Rembuk Nasional 201 BEM Se-ndonesia yang diinisiasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Sabtu (6/8/2016).

Mantan Panglima ABRI itu pun menyebut semangat reformasi yang tercetus pada 1998 tanpa didasari konsep jelas dan menyeluruh. Sementara itu, kata dia, para reformis pun seakan puas lantaran rakyat Indonesia sudah dihadapkan pada suatu era keterbukaan. Padahal, sambung dia, bangsa Indonesia harus memahami betul bahwa demokrasi hanyalah alat mencapai tujuan kemerdekaan.

“Demokrasi bukan tujuan, tapi hanya alat,” terang dia.

Oleh karenanya, ia menyerukan pada seluruh elemen bangsa untuk lebih kritis terhadap kompleksitas permasalahan negeri. Ia mengingatkan agar aktivis gerakan pemuda juga harus berpikir visioner dalam membangun bangsa.

“Jangan sampai aktivis pemuda hanya membawa kepentingan dari luar dan memudarkan nilai kebangsaan,” jelas dia.

Selain itu, Try Sutrisno juga mengajak agar bersama-sama untuk saling memperbaiki jika ada kekurangan pada bangsa ini.

“Mari merangkul semua sodara, sadarkan gotong royong. Jangan ada yang memecah belah tentara dengan rakyat. Mari bersatu untuk kemajuan bangsa,” tuturnya.

Ketum PB PMII Aminuddin Ma’ruf menegaskan konsolidasi mahasiswa tersebut dilakukan untuk menunjukkan bahwa sebuah organisasi mahasiswa pergerakan akan selalu tampil di garda terdepan dalam menyikapi berbagai persoalan dan problematika kebangsaan.

Temukan juga kami di Google News.