Aksi unjuk rasa yang dilakukan sejumlah elemen masyarakat dalam menyikapi pengesahan omnibus law UU Cipta Kerja tak sedikit yang berakhir rusuh.

Menurut Edger Josua Silalahi Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Jakarta Pusat, bahwa kerusuhan yang terjadi secara masif di sejumlah daerah saat kegiatan demonstrasi berlangsung karena ditunggangi oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan.
Hal ini juga menanggapi pernyataan dari Teofilus Mian Parluhutan Direktur Eksekutif Generasi Muda Visioner (GEMUVI) bahwa fungsi intelkam dalam penanganan aksi unjuk rasa menolak UU Omnibuslaw belum maksimal sehingga berakhir ricuh. Menurutnya unjuk rasa penolakan Omnibuslaw yang berakhir ricuh disebabkan adanya pihak-pihak yang menunggangi aksi tersebut yang ikut “bermain” juga.

Polri dalam hal ini fungsi intelkam telah melaksanakan deteksi dini dan cegah dini dari gangguan keamanan. Funsi intelijen merupakan garda terdepan bagi Polri yang selalu bertugas menjaga keamanan negara Indonesia.

Pernyataan dari Theofilus adalah sikap yang menggambarkan bahwa ketidaktahuan yang bersangkutan dalam intelijen sehingga dengan spontanitas menggeluarkan pernyataan tanpa adanya pembuktian yang benar.

Temukan juga kami di Google News.