Keputusan Menko Martitim dan Sumber Daya RI, Rizal Ramli yang membatalkan reklamasi pulau G Teluk Jakarta telah dilawan dengan segala cara oleh Podomoro Land. Media sosial ikut terpengaruh, sehingga merespon dan menyerang Rizal Ramli dengan ungkapan dan kata-kata yang selayaknya tidak diucapkan.
Terjadi pemutak-balikan kenyataan, sehingga pribadi Rizal Ramli yang sering dipanggil RR, diserang habis-habisan. Pada hal keputusan yang disampaikan Menko Maritim dan Sumber Daya RI bukan putusan pribadi tetapi merupakan hasil kajian dan analisis yang dilakukan secara mendalam dan diputuskan oleh tiga kementerian yang dibawahinya yaitu Kementerian Perikanan dan Kelautan, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Dalam kasus Reklamasi Teluk Jakarta, publik lebih percaya pengembang ketimbang pemerintah. Pada hal Menko Maritim dan Sumber Daya RI, hanya mengumumkan keputusan tim yang dibentuk dari tiga kementerian, tetapi yang diserang dengan “character Assassination” (pembunuhan karakter) adalah pribadi RR.
Cara publik merespon suatu isu dengan tidak tabayun (check and recheck) apalagi mendalami suatu masalah, pasti merugikan bangsa, rakyat dan negara, karena para pemilik modal yang juga pemilik media, dengan mudah mengarahkan publik sesuai kepentingan mereka. Dampaknya sangat negatif karena mereka yang diberi amanah menjadi menteri, gubernur, bupati, walikota, pimpinan dan anggota parlemen, serta semua pejabat negara, tidak akan berani mengambil keputusan yang memihak kepada kepentingan rakyat, bangsa dan negara, jika melawan kepentingan pemodal, karena khawatir mendapat serangan dari pemilik modal dan pemilik media, yang dibantu oleh pelaku media sosial untuk menghajar, memojokkan, dan membunuh karakter para pejabat negara yang masih memiliki keberanian dan nurani untuk membela rakyat jelata, kepentingan bangsa dan negara. Kasus yang dialami RR dalam masalah reklamasi Teluk Jakarta, seperti yang saya kemukakan di atas.
Jika ini tidak disadari pelaku media sosial dan pemerintah dan parlemen dalam mengambil keputusan penting dan maha penting hanya berdasarkan isu yang digulirkan media dan media sosial, maka negara yang besar ini hanya akan dikendalikan dan dikuasai pemilik modal dan pemilik media. Rakyat yang sejatinya berdaulat, hanya menjadi alat pemilik modal dan pemilik media, dan pastilah tujuan kita berbangsa dan bernegara tidak akan pernah tercapai. Membela Rakyat dan Bangsa Rizal Ramli adalah aktivis dewan mahasiswa 77/78 yang diberangus oleh rezim Orde Baru. Sepanjang hidupnya dari mahasiswa sampai meraih gelar Ph.D dari Boston University, Amerika Serikat, menjadi peneliti dan penggiat sosial, menjadi menteri di era Presiden Abdurrahman Wahid, menjadi rakyat biasa dan kembali diberi amanah oleh Presiden Jokowi menjadi Menko Maritim dan Sumber Daya RI, dalam berbagai kesempatan tidak pernah berbicara untuk kepentingan dirinya dan kelompoknya, tetapi untuk kepentingan bangsa, rakyat dan negara.
Jadi sangat naif, ada yang menulis bahwa keputusan RR yang membatalkan reklamasi pulau G karena tidak mendapat upeti, atau dalam rangka mengupayakan untuk memperoleh upeti dari pengembang. Sama sekali, jauh panggang dari api. Rizal Ramli tetap tidak berubah, komitmennya dan cita-citanya hanya ingin melihat rakyat dan bangsa Indonesia yang besar ini berdiri tegak, berdiri sama tinggi duduk sama rendah dengan sesama bangsanya dan bangsa-bangsa lain di dunia. Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang dianggap Nasional memiliki identitas bersama, dan mempunyai kesamaan bahasa, agama, ideologi, budaya, dan sejarah. Mereka umumnya dianggap memiliki asal usul keturunan yang sama. Itulah yang dibela dan diperjuangkan RR. Sedangkanrakyat (bahasa Inggris: people) adalah bagian dari suatu negara atau unsur penting dari suatu pemerintahan.
Rakyat terdiri dari beberapa orang yang mempunyai ideologi yang sama dan tinggal di daerah atau pemerintahan yang sama dan mempunyai hak dan kewajiban yang sama yaitu untuk membela negaranya bila diperlukan. Menurut saya sebagai Sosiolog, rakyat sejatinya membela, mendukung dan memberi apresiasi kepada Rizal Ramli sebagai Menko Maritim dan Sumber Daya RI dan pemerintahan Jokowi, yang masih commited membela kepentingan rakyat, bangsa dan negara. Akan tetapi, sangat aneh dan memprihatinkan, justeru memihak, membela dan mendukung Podomoro Land yang banyak dihujat rakyat jelata yang digusur di Pasar Ikan Penjaringan dan di kawasan Luar Batang Jakarta Utara yang akan digusur, melalui spanduk yang bertebaran di berbagai penjuru di kawasan tersebut.
Allahua’lambisshawab
Musni Umar
Sosiolog, Wakil Rektor l Univ. Ibnu Chaldun Jakarta
Tinggalkan Balasan