Kuloprogo – Saat ini pemerintah tengah berupaya mendorong pembangunan Bandara Kulon Progo di Yogyakarta. Pasalnya, pembangunan bandara baru ini diyakini akan membangkitkan perekonomian masyarakat Yogyakarta.

Masyarakat Kulonprogo pun antusias menyambut sekaligus mendukung pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di wilayah pesisir selatan Kecamatan Temon, Kulonprogo tersebut. Karena selain akan berdampak pada perkembangan yang luar biasa baik di sektor ekonomi, sosial, budaya maupun pergaulan sosial.

Buktinya, ratusan massa tergabung dalam Aliansi Rakyat Kulon Progo yang terdiri dari dua organisasi kemasyarakatan BMI (Banteng Muda Indonesia) dan GBS (Gerbang Bintang Selatan) menggelar aksi damai di depan Kantor PPBIY (Proyek Pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta) di Jl. Wates – Purworejo Km 15, Palihan, Temon, Kamis (7 /6/2018).

Mereka mendorong kepada Pemerintah dan PT. Angkasa Pura I untuk serius dalam melaksanakan pembangunan bandara. “Kami menginginkan agar pembangunan bandara segera dipercepat dan diperjelas scedule pelaksanaannya,” tegas Koordinator aksi Toni Hari Prasetyo.

Lebih lanjut, Toni mengaku pihaknya siap mendukung kebijakan Pemerintah dan PT Angkasa Pura I terkait dengan pembangunan bandara demi kesejahteraan masyarakat Kulon Progo. Selain itu, mereka mendorong digunakannya potensi lokal Kulon Progo baik dalam hal sumber daya manusia maupun sumber daya alam. Artinya dalam bentuk apapun masyarakat lokal Kulon Progo harus diprioritaskan dalam pembangunan bandara Kulon Progo.

“Kami mendukung tindakan tegas aparat keamanan (Kepolisian) dalam menyelesaikan konflik yang menghambat pembangunan bandara. Kami tidak ingin pembangunan bandara Kulon Progo menjadi proyek yang mangkrak, tidak bisa berlanjut yang akhirnya melukai hati dan harapan seluruh masyarakat Kulon Progo,” jelasnya.

Dalam aksinya, massa juga menampilkan pertunjukan kesenian tradisional incling dan membawa beberapa alat peraga berupa spanduk bertuliskan “MENDORONG PERCEPATAN PEMBANGUNAN BANDARA NYIA”.

Toni mengetahui bahwa saat ini masih ada warga yang bertahan dilokasi pembangunan dan menghambat proses pembangunan bandara tersebut. Kata dia, ketika ada gerakan yang di tengarai bersama akan menghambat pembangunan nasional dan ada segelintir kelompok yang ingin menungganginya maka mereka mengancam akan menghadapinya.

“Kita dukung kepolisian untuk terus menjalankan kewajibannya menjaga kamtibmas, kita akan selalu dukung tugas-tugas Polri,” ujarnya.

Sementara itu, aksi massa GBS cukup menarik dengan membawa properti berupa spanduk dukungan sepanjang 17 meter yang digunakan untuk membubuhkan tanda tangan, juga properti lain seperti cangkul, keranjang, ember, alat tukang, caping dan pohon tebu simbol peralatan kerja.

“Kami membawa alat-alat kerja proyek sebagai simbol kebulatan tekad bahwa siap bekerja dan memberikan kontribusi untuk mewujudkan bandara di Kulonprogo,” tuturnya.

“Kita mengharapkan agar PT Angkasa Pura bisa mendengarkan isi hati rakyat Kulonprogo yang sangat menantikan adanya bandara ini. Kami mendukung Polri dalam mengawal dan mengamankan proses pembangunan bandara NYIA,” jelasnya.

Selain berorasi, massa aksi juga meminta kepada jajaran staf PT AP I untuk menemui massa aksi. Kemudian dilanjutkan pembubuhan tandatangan oleh massa aksi, masyarakat, termasuk karyawan/ti PT AP I pada spanduk yang telah disiapkan dan dibentangkan di depan Kantor PPBIY. Disusul dengan prosesi penyerahan peralatan kerja (alat pertukangan) dari para Tokoh GBS kepada Jajaran Staf AP I sebagai simbol dukungan terhadap pembangunan bandara di Kulonprogo.

“Mari kita bubuhkan tandatangan di spanduk dukungan yang sudah disiapkan sebagai bentuk dukungan terhadap pembangunan bandara NYIA,” pungkasnya.

Temukan juga kami di Google News.