Jakarta – Ketua Penasihat Persaudaraan Alumni 212 Amien Rais kembali bikin geger dengan pernyataannya baru-baru ini. Dalam pernyataannya itu, Amien Rais mendikotomikan partai-partai politik di Indonesia jadi dua kutub yakni partai setan dan partai Allah.

“Sekarang ini kita harus menggerakkan seluruh kekuatan bangsa ini untuk bergabung dan kekuatan dengan sebuah partai. Bukan hanya PAN, PKS, Gerindra, tapi kelompok yang membela agama Allah, yaitu hizbullah. Untuk melawan siapa? untuk melawan hizbusy syaithan,” ujar Amien dalam tausiyah usai mengikuti Gerakan Indonesia Salat Subuh berjemaah di Masjid Baiturrahim, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat (13/4) pagi.

“Orang-orang yang anti Tuhan, itu otomatis bergabung dalam partai besar, itu partai setan. Ketahuilah partai setan itu mesti dihuni oleh orang-orang yang rugi, rugi dunia rugi akhiratnya… Tapi di tempat lain, orang yang beriman bergabung di sebuah partai besar namanya hizbullah, Partai Allah. Partai yang memenangkan perjuangan dan memetik kejayaan,” imbuh dia.

Saat dikonfirmasi usai memberikan tausiyah, Amien enggan membeberkan partai apa saja yang masuk kategori hizbus syaithan.

“Saya enggak katakan begitu. Jadi bukan partai, tapi cara berpikir. Cara berpikir yang untuk Allah dan yang diikuti oleh setan. Gelombang pro setan merugi, gelombang besar yang didikte kehendak Allah pasti menang,” kata dia.

Dalam tausiyahnya, Amien yang juga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah dan Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) mengatakan perubahan suatu negara tak lepas dari perubahan politik. Dengan kata lain, ia menegaskan politik adalah panglima dalam perubahan.

“Perubahan ekonomi, perubahan pendidikan, penegakan hukum, penegakan akhlak, dan lain-lain itu tergantung kepada kekuasaan politik itu,” kata Amien.

Perubahan kekuasaan politik di Indonesia, tegas dia, harus diperjuangkan mulai saat ini. Indonesia pada tahun ini menggelar pemilihan kepala daerah serentak di 171 daerah (provinsi, kabupaten, kota). Selanjutnya, tahun depan bakal digelar pemilu legislatif dan pemilihan presiden.

“It’s now or never (sekarang atau tidak sama sekali). Tomorrow, next year, will be too late (esok, tahun depan, sudah terlambat). Jadi tahun depan ini adalah penentuan yang lebih meyakinkan lagi. Kalau kita biarkan kekuasaan hizbusy syaithan, setan enggak pernah bisa kompromi,” ujar Amien.

Dalam tausiyahnya Amien juga mengkritik pernyataan Presiden Jokowi di Sibolga, Sumatera Utara soal pemisahan agama dari politik.

“Ini presiden yang ilmunya pas-pasan… Sehingga kemudian memang untuk merekonstruksi bangsa kita ini, harus mulai dari rekonstruksi pimpinannya,” kata dia.

Usai tausiyah, Amien menerangkan ada fakta gerakan ‘Ganti Presiden tahun 2019’ menyebar di Indonesia. Ia mengklaim dari kelas bawah, menengah, guru, hingga pegawai telah terpapar itu.

“Terjadi karena Allah menghendaki, sebagai orang beragama yakin bahwa kekuasaan sepenuhnya di tangan Allah,” kata Amien.

“Allah memberikan kekuasaan bagi siapapun yang dikehendaki, akan mencabut kembali dari siapapun yang dikehendaki. Saya tidak boleh mendahului takdir Allah, tapi prediksi boleh. Memang pamor pak Jokowi secara sistematik merosot terus,” Amien melanjutkan.

Ketum PPP Romahurmuziy pun dibikin berang dengan pernyataan kontroversi Amien Rais. Dia menyebut Amien Rais tidak bisa langsung mengelompokkan partai setan dan partai Allah. Rommy meminta Amien tidak memancing polemik.

“Yang tahu partai Allah atau bukan, ya Allah, bukan Amien Rais. Yang dibuat Pak Amien terlalu simplistic. Yang disebut partai Allah itu minimal berasaskan Islam, tapi yang asas Islam saja belum tentu partai Allah,” kata Romahurmuziy di Hotel Patrajasa Semarang, Jumat (13/4/2018).

Rommy tak mau membuat pengelompokan partai. Menurutnya, pemimpin seharusnya bertutur kata dengan baik.

“Sebagai pemimpin, mestinya makin bijak, tidak memancing polemik dan provokasi pemilih tingkat bawah. Nanti mereka marah dan tidak mampu kendalikan, yang repot yang menyampaikan,” kata Rommy.

Temukan juga kami di Google News.