Jakarta – Kelompok massa tergabung dalam Barisan Ganyang Komunis Indonesia (BGKI) menyatakan siap berada di barisan terdepan mengganyang gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang hingga kini makin menunjukkan eksistensi dan gerakannya dalam upaya membangkitkan PKI melalui infiltrasi, Kerja di Langan Musuh (KKM), Kaderisasi, agitasi, dan propaganda, serta provokasi untuk melumpuhkan kalangan anti komunis.
Koordinator Nasional BGKI Drs. Alfian Tanjung menegaskan PKI memiliki dosa sejarah terhadap bangsa.
“Pemberontakan PKI tahun 1926, 1948 dan 1965 adalah fakta sejarah menjadi catatan hitam untuk gerakan PKI. Kita akan ganyang PKI,” tegas Alfian saat jumpa pers di Kantor Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) Jl. Menteng Raya No. 58, Jakarta Pusat, Jumat (3/6/2016).
Alfian mengaku pembentukan BGKI pada Rabu, 4 Mei 2016 lalu telah didorong rasa cintanya pada NKRI dan Pancasila sebagai dasar negara. Bahkan, kata dia, pihaknya juga pemperhatikan beberapa poin. Poin pertama, pernyataan Sudisman, CC PKI pada sidang Mahmilub 1967.
Kedua, gerakan PKI di Blitar Selatan dan dibeberapa negara. Berikutnya, Operasi Kuda Troya PKI di era reformasi sejak 1998. Keempat, terbitnya buku-buku PKI sejak 2002 sampai sekarang, bersamaan dengan film-film versi PKI.
Kelima, keberadaan PRD (Partai Rakyat Demokratik) dan kongres PKI 2000, 2005 dan 2010. Keenam, eskalasi Gerakan PKI sejak temu raya eks Tapol 2003 LPRKROB, YPKP, PAPERNAS dan Gerakan Buruh, Tani, Mahasiswa juga Budaya. Selanjutnya, infiltrasi melalui instansi pemerintah, TNI/Polri dan parpol terutama PDIP. Dan poin terakhir, provokasi kalangan PKI, seperti Belokkiri.Fest, simposium PKI, dan The ASEAN Literary Festival (Launching buku Nyanyi Sunyi Kembang-Kembang Genjer).
Oleh karenanya, lanjut Alfian, pihaknya menyatakan sikap untuk menuntut pemerintah menegakkan Peraturan Perundangan yang melarang penyebaran paham komunis, Marxis dan Lenin. Juga, kata dia, menolak penyebaran paham tersebut.
“Pemerintah harus tindak tegas penyebaran atribut berbau paham komunisme,” ujarnya.
Selain itu, Alfian mengingatkan kepada pemerintah Jokowi-JK untuk kembali melakukan pemutaran film pemberontakan G30S/PKI dan Operasi Trisula. Pemerintah juga wajib melarang penayangan film-film yang mengarah pada ideologi komunis, diantaranya Senyap dan Pulau Buru Tanah Air Beta.
“Blokir situs-situs yang menyebarkan paham komunisme. Semoga Allah SWT meridhoi perjuangan kita dalam menumpas PKI dan anasirnya. Sebagai musuh agama dan negara,” tandasnya.
Turut hadir juga perwakilan BGKI dari berbagai cabang diantaranya BGKI Jakarta : Mulja Basir Wahab, Ratna Sari, Afrizal Effendi, BGKI Pacitan : Bambang Setyo Utomo, BGKI Malang : Ahmad Syaikhu, BGKI Bogor : Lungguh Royani, BGKI Sumbar : Imam Mashroni, BGKI Sulsel : M. Ikbal Madjid, BGKI Kalsel : Zainal Akli, dll.
Tinggalkan Balasan