Jakarta – 1 Juni merupakan peringatan hari lahir Pancasila. Direktur Center For Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi menilai momentum hari Pancasila menjadi hari yang memprihatinkan bagi rakyat Indonesia ketika memperingatinya.
“1 Juni menjadi hari yang memprihatinkan buat rakyat ketika memperingati Hari lahir Pancasila itu,” tegas Uchok, Selasa (31/5/2016).
Sebab, menurut Pengamat Anggaran Politik, investasi asing dan utang luar negeri bukan lagi sebagai menu pelengkap untuk APBN seperti era pemerintahan sebelum Jokowi-JK. Melainkan, kata Uchok, investasi asing dan utang luar negeri zaman Presiden Jokowi ini sudah menjadi menu utama APBN.
“Tanpa investasi dan utang, Indonesia akan mengalami defisit yang akut dan tidak ada obatnya lagi selain mengundang investor yang mempunyai dana besar,” beber dia.
Uchok menyayangkan sikap pemerintah yang mengundang investor, dan modelnya sudah terserah investor yang menentukan bukan lagi pemerintah. Apakah berbentuk investasi atau utang, dan pemerintah siap untuk menerima dengan berbangga diri.
“Investor juga ingin tidak “bayar” pajak, sehingga pemerintah telah menyiapkan RUU Tax Amanesty. Investor dalam negeri pada mati karena pemerintah tidak bantu dalam kebijakannya,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan