Jakarta – Wacana pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto kembali menjadi pro kontra di masyakarat. Komunitas Rakyat pro Soeharto Untuk Indonesia (Kontrasindo) termasuk yang mendukung wacana pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto. Pasalnya, Soeharto dinilai telah berjasa kepada bangsa Indonesia selama berkuasa 32 tahun lamanya.

“Terlepas dari penilaian sekelompok orang bahwa Pak Harto punya salah selama berkuasa, tetapi bangsa ini tidak bisa menutup mata terhadap jasa-jasa Pak Harto selama memimpin Indonesia,” ujar Fahri Husaini, koordinator lapangan Komunitas Rakyat pro Soeharto Untuk Indonesia (Kontrasindo) dalam aksi unjuk rasa di Patung Kuda, Jakarta, Jum’at (27/5).

Tidak hanya pak Harto, Fahri juga mendukung jika pemerintah memberi gelar serupa untuk mantan presiden lainnya, seperti Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

“Saya berpendapat, seluruh presiden punya jasa terhadap bangsa ini, betapapun selama memimpin, diwarnai dengan kontroversi. Tetapi itu tidak menghalangi para pemimpin itu mendapat gelar pahlawan nasional,” tambahnya.

Dia menduga, penolakan terhadap wacana pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto dilakukan oleh sekelompok kecil orang yang tidak suka dengan kepemimpinan Soeharto, didukung oleh LSM-LSM yang menjadi antek asing. Secara obyektif, jelasnya, pada masa kepemimpinan Soeharto bangsa ini mencapai kejayaannya, disegani oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Soeharto juga melakukan pembangunan secara merata dan massif untuk kepentingan rakyat, sehingga mendapat gelar Bapak Pembungunan.

“Tetapi LSM-LSM yang dibiayai asing ini selalu mencari-cari kesalahan pak Harto, dengan atas nama HAM, korupsi dan lain-lain. Mereka tidak sadar bahwa mereka merupakan kaki tangan asing yang tidak ingin Indonesia menjadi bangsa yang besar,” cetusnya.

Soekarno dan SoehartoLSM-LSM ini, lanjutnya, secara sadar atau tidak sadar telah disetir oleh asing untuk memecah bangsa Indonesia.

“Lihat saja ketika ada wacana pemberian gelar pahlawan nasional, mereka mendukung Gus Dur tapi menolak Soeharto. Dan akhirnya timbullah pro kontra sesama anak bangsa. Kalau mau fair, semua mantan presiden yang telah berjasa diberi gelar pahlawan nasional. Terlepas dari kesalahan selama memimpin, mereka tetaplah pemimpin yang pernah berjasa bagi bangsa,” pungkasnya.

Dalam aksinya, Kontrasindo membawa spanduk berisi dukungan gelar pahlawan kepada Soeharto dan juga mengecam LSM yang menolak pemberian gelar tersebut. Spanduk yang digelar bertuliskan “Kontrasindo Mendukung Pak Harto Diberi Gelar Pahlawan Nasional”, “STOP ! LSM-LSM Antek asing menjual negara dengan dalih HAM”, “Gus Dur & Pak Harto Layak Jadi Pahlawan Nasional”, “LSM kerja yang bener, jangan jadi jongos asing” dan “Menolak gelar Pahlawan Pak Harto = melanggar HAM”.

Sebelumnya, LSM Kontras menolak wacana pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto karena dinilai kontroversial selama 32 tahun berkuasa. Kontras menyebut Soeharto terlibat pelanggaran HAM dan dugaan korupsi selama menjadi Presiden.

Temukan juga kami di Google News.