Brebes – Dugaan teror dan perusakan alat peraga dua buah baliho pendukung kotak kosong pada Pilkada Brebes 2024 terjadi di Jalur Pantura, tepatnya di perempatan Sawojajar dan Jalan Malik Ibrahim, Desa Sugih, ditemukan rusak pada Rabu, 9 Oktober 2024.
Dari tiga baliho yang terpasang, dua di antaranya mengalami kerusakan, sementara satu masih dalam kondisi utuh.
Alhasil, adanya peristiwa dugaan pengerusakan dan teror tersebut pun memicu reaksi kekecewaan dari para pendukung kotak kosong. Mereka menyayangkan adanya aksi yang dianggap sebagai upaya mengganggu jalannya proses demokrasi di Kabupaten Brebes.
Koordinator Relawan Gerakan Relawan Kotak Kosong (GERTAK) Kabupaten Brebes, Bagus Handoko, melalui koordinator wilayah Brebes Selatan, menyampaikan rasa kecewa atas insiden tersebut.
“Kami sangat menyayangkan kejadian ini, khususnya di Brebes Utara. Jika ada bukti perusakan oleh pihak-pihak tertentu, kami akan segera melapor ke Panwaslu desa dan pihak berwajib,” ujarnya.
Pihaknya juga mempertanyakan motif di balik perusakan baliho tersebut dan mendesak agar kasus ini diusut tuntas. Mereka berharap pihak berwenang segera mengambil tindakan tegas untuk mencari pelaku anarkis pengerusakan dan teror tersebur dan memastikan bahwa proses Pilkada di Kabupaten Brebes berlangsung dengan aman, adil, dan tanpa gangguan.
Selain itu, ia meminta untuk tetap menjaga suasana kondusif dan tidak terprovokasi oleh tindakan-tindakan yang dapat merusak persatuan di tengah-tengah masa pemilihan.
“Masyarakat setempat berharap bahwa insiden ini tidak mengganggu jalannya pemilihan dan bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam perusakan akan ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku,” ucap Handoko.
Sementara itu, salah seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya mengaku melihat pada pagi hari baliho tersebut masih dalam keadaan baik. Namun, siang harinya, dua baliho tampak robek di beberapa bagian.
“Pagi tadi masih utuh, tapi siangnya sudah rusak. Ada dua lokasi yang terkena,” katanya.
Warga sekitar menduga bahwa perusakan ini dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Mereka menilai tindakan ini sebagai bukti ketidakmatangan dalam berdemokrasi, terlebih menjelang Pilkada 2024.
“Jika terbukti siapa pelakunya, kami akan segera melaporkan kejadian ini kepada Panwaslu dan pihak berwenang untuk diproses sesuai hukum,” tegas salah satu warga.
Tinggalkan Balasan