Jakarta – Desakan agar Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo dicopot dari jabatannya atas penanganan demonstrasi kawal putusan MK dinalai adalah hal yang tidak masuk akal.

“Saya dengar itu, kan gak masuk akal jadinya. Pertama begini, yang dilakukan oleh aparat penegak hukum itu tidak hanya Polri ya, ada juga TNI. Dan menurut saya sudah masuk kategori yang kita bisa nilai profesional. Tidak mudah terprovokasi. Dan jika terjadi beberapa kekerasan di lapangan itu tidak bisa dihindari ketika terjadi kontak fisik antara massa dengan aparat keamanan,” tegas Ketua Umum Rampai Nusantara Mardiansyah, saat podcastnya bersama Koma.id, kemarin.

Menurutnya, desakan atau tuntutan agar Kapolri minta di copot usai adanya aksi demo tersebut diduga ada isu titipan dari pihak lain yang punya kepentingan.

“Jangan-jangan memang orang mendiskreditkan Kapolri, minta copot segala macam, karena memang dia menginginkan ada orang lain yang ada di situ. Atau kepentingan kelompok-kelompok tertentu, yang tidak happy dengan kepemimpinan Jenderal Listyo Sigit misalnya,” katanya.

Dia berpesan agar pihak-pihak yang mendorong isu tersebut bisa bersikap bijak dan rasional melihat bahwa hanya di era Kapolri Jenderal Listyo Sigit, Polri memberikan ruang cukup luas terhadap kritikan dari masyarakat.

“Pertama, Polri memberikan ruang cukup luas terhadap orang-orang berkebutuhan khusus untuk masuk sebagai anggota Polri. Kedua, kita sebagai aktivis bangga juga ketika diadakan mural yang mengkritik polisi langsung. Orasi, stand up komedi yang memang diminta itu lombanya untuk mengkritik secara keras polisi. Sudah polisinya dikritik keras, yang menang dikasih hadiah lagi. Nah ini kan baru ini terjadi. Beberapa waktu lalu, dia naik di mobil komando. Menyampaikan pesan-pesan bahwa kita akan jaga kalian, silahkan menyampaikan aspirasi segala macam,” tutupnya.

Temukan juga kami di Google News.