Surakarta – Gerakan Umat Islam Kaffah menyoroti fenomena Panglima Mega Bintang Mudrick Sangidu yang dituding tidak konsisten sehingga menggeser lokasi demo people power oleh Koalisi People Power Indonesia.
“Gak konsisten, dan lucu jika Mudrick keberatan dipindahkan ke lapangan Kartopuran yang didepan rumahnya dengan alasan milik Pemkot. Bundaran Gladak yang lokasi pertama juga milik Pemkot infonya, Mudrick cari alasan aja ogah demo depan rumahnya. Takut rusuh, rumahnya jadi sasaran,” sindir aktivis Gerakan Umat Islam Kaffah, Hasan, hari ini.
Diketahui, Koalisi People Power Indonesia memutuskan menggeser lokasi aksi di Jalan Kartopuran aksi damai people power turunkan dan adili rezim korup, kembalikan kedaulatan ketangan rakyat.
Aksi yang akan digelar pada Jumat (7/7/2023) semula akan digelar di Bundaran Gladag Solo kini bergeser di Jalan Kartopuran Jayengan Kecamatan Serengan Kota Surakarta (Depan Gedung Umat Islam Kartopuran).

Menurut informasi berkembang bahwa Panglima Mega Bintang Mudrick Setiawan Malkan Sangidu keberatan jika aksinya dipindahkan ke lapangan Kartopuran depan rumahnya. Kata Mudrick lapangan tersebut milik Pemkot dan lahan parkirnya kurang memadai.
Mudrick juga mempersilahkan aparat keamanan jika didalam aksi damainya tersebut ada provokator yang membuat anarkis agar diamankan (ditangkap).
Sebelumnya, Penanggung jawab aksi bertajuk people power Mudrick Setiawan Malkan Sangidu menegaskan aksi yang akan digelar di Bundaran Gladag, Solo, Jawa Tengah pada Jumat (7/7) merupakan aksi damai.
“Itu aksi damai, cuma kadang-kadang ada kata-kata people power yang tak paham kan jadi medeni [red: menakutkan] gitu. People power itu kan kekuatan rakyat. Saya enggak apa-apa, orang aksi damai, persyaratan ke polisi juga sudah semua itu,” kata Mudrick, Rabu (5/7).
Mudrick menjelaskan aksi people power ditunjukkan bagi semua rakyat, bukan segmen tertentu saja. Ia mengatakan aksi ini digelar dengan tujuan mendorong pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang makin merajalela saat ini.
Ia juga menyoroti ketidakadilan dan aspirasi di Gedung Parlemen makin tak menunjukkan representasi terhadap rakyat.
“Dan menurunkan rezim ini, karena sumber malapetaka. Kenapa saya begini bersama teman-teman? Karena saluran menyampaikan aspirasi ke pada dewan enggak ada, diam. Negara jadi apa itu?” kata dia.
Mudrick juga menyinggung kiprahnya sebagai salah satu inisiator terbentuknya gerakan ‘Mega-Bintang’ di Solo di medio tahun 1997 lalu. Gerakan Mega-Bintang kala itu hadir sebagai kolaborasi nonformal antara simpatisan PDI pro-Megawati dan PPP yang saat itu masih bersimbol bintang, untuk melawan hegemoni Soeharto dan Golkar jelang Pemilu 1997.
Mudrick mengatakan kesamaan antara gerakan Mega-Bintang dan people power saat ini sama-sama melawan ketidakadilan. Ia mengklaim ketika membentuk gerakan Mega-Bintang kala itu tak memiliki kepentingan kecuali melawan ketidakadilan rezim Orde Baru kala itu.
“Sebagai seorang Islam wajib membela orang dizalimi, perlakuan tak adil itu. Karena yang jadi korban ketidakadilan itu orang miskin toh,” kata dia.
Tinggalkan Balasan