Jakarta – Ahli Toksikologi dari Australia Michael David Robertson mematahkan hasil penelitian Toksikologi Mabes Polri, Nursamran Subandi yang menyebut I Wayan Mirna meneguk 20 mililiter es kopi vietnam yang diduga mengandung sianida.
David menilai penelitian tersebut kurang valid lantaranya dirinya telah melakukan eksperimen sendiri untuk membuktikannya. Dijelaskannya, PH dapat diketahui dengan cara sederhana, dengan alat yang terkalibrasi dengan cairan dalam hal ini es kopi. Tapi dipastikan dulu bahwa alat dapat berfungsi dengan baik. Baru setelah itu diuji dengan sampel.
Ia pun mengaku bingung untuk menentukan sianida tersebut. Jaksa Ardito pun mempertanyakan di kopi Mirna PH-nya 13, bisa tahu ada natrium berapa.
“Lebih baik diuji atau dites. Saya tidak tahu. Bagaimana anda menentukan sianida itu,” jawab ahli, Rabu (21/9/2016).
Menurut pemahaman David, bahwa cairan 0,1 mg sianida diperoleh dari hasil penyimpanan 15 hari sebelum pengujian atas sianida dilakukan.
“Apakah kalau hasil negatif menunjukan tidak adanya sianida?
“Ini hasilnya sesuai pendeteksiannya atau metode yang dilakukan. Ini suatu kemungkinan, tapi kemungkinan lainnya tidak ada sianida sama sekali,” kata David.
Kata David, suatu kemungkinan seharusnya pihak laboratorium mencantumkan bahwa sampel tidak memadai.
Lantas Jaksa kembali mempertanyakan bahwa ahli sebelumnya (Nur Samran) mengatakan 0,1 mg tidak cukup untuk pemeriksaan?
“Iya, tapi kalau hasilnya negatif. Artinya sudah ada pemeriksaan,” jawab David.
“Hani juga coba es kopi vietnam. Dia juga merasakan pusing, mual. Berarti ada proses distribusi metabolisme pada orang tersebut?” tanya jaksa.
“Jika Hani juga mengkonsumsi sianida, maka tergantung berapa banyak seruputan yang ia minum. Maka kalau masuk kedalam tubuh akan diserap dan dimetabolisme dan dikeluarkan dalam tubuh,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan