Jakarta – Puluhan massa tergabung dalam Koordinator aksi Front Nasional Anti Penyanderaan berunjuk rasa didepan Kedutaan Besar Malaysia, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (16/9/2016).

Mereka mendesak pemerintah Malaysia untuk bertanggung jawab atas terjadinya penyanderaan dan penculikan Warga Negara Indonesia (WNI) di perairan Malaysia.

“Aksi penyanderaan yang kerap terjadi ini tidak bisa ditolerir lagi. Pemerintah Malaysia harus membantu secara serius pembebasan WNI yang disandera,” tegas Koordinator aksi Irul.

Dalam aksinya kali ini, para demonstran juga membawa alat peraga berupa spanduk sebagai wujud protes ke pemerintahan Malaysia yang bertuliskan “Pemerintah Malaysia Wajib Bantu Bebaskan Sandera WNI, Bebaskan sandera WNI atau rakyat Men-sweeping WN Malaysia, dan Malaysia bertanggung jawab atas penyanderaan WNI di perairan Malaysia.

Irul melanjutkan tindak kejahatan yang terjadi diwilayah perairan malaysia, menunjukkan lemahnya keamanan di kawasan perairan Malaysia, dan dinilai ada kegagalan Malaysia dalam melindungi aktivitas diwilayah perairannya.

Kata dia, pemerintah Malaysia harus membentuk tim investigasi untuk menyelidiki dugaan adanya keterlibatan aparat Malaysia baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga melonggarkan pengamanan yang memudahkan sekelompok penjahat melakukan aksinya.

“Kami mendesak pemerintah Indonesia untuk melayangkan nota protes terhadap Malaysia yang tidak sungguh-sungguh melindungi kepentingan Indonesia maupun WNI yang berada dalam otoritas wilayahnya,” tuturnya.

Irul pun mengancam jika pemerintah Malaysia tidak serius membantu pembebasan sandera WNI, maka rakyat Indonesia akan melakukan sweeping warga malaysia di Indonesia sebagai aksi balasan.

“Bantu bebaskan WNI yang disandera atau rakyat mensweeping WN Malaysia,” terangnya.

Lebih lanjut, Irul mendorong pemerintah Indonesia untuk lebih tegas dalam melakukan pendekatan dengan kelompok teror tersebut agar peristiwa penyanderaan tidak kembali terulang.

“Jika soft diplomasi tidak mempan, maka bisa lakukan diplomasi senjata atau semacam operasi militer,” tandasnya.

Temukan juga kami di Google News.