Jakarta – Meskipun belum pernah menyatakan siap maju plgub DKI Jakarta, tapi nama Rizal Ramli terus berkibar di ranah politik Ibukota. Banyak yang berharap tokoh yang sudah teruji integritas dan kapasitas kepemimpinannya ini mau mengubah Ibukota menjadi lokomotif pembangunan yang berperadaban.

Lebih daari 30 organisasi massa, baik yang bersifat nasional maupun lokal (Jakarta) menginginkan agar mantan Menko Maritim dan Sumberdaya itu mau mengisi kekosongan kepemimpinan yang mumpuni di Ibukota. Sanggupkah?

“Jangankan mimpin Ibukota, jadi pemimpin nasional saja Rizal Ramli sanggup, dan itu sudah dia dibuktikan saat menjabat Menko Maritim,” kata pimpinan pondok pesantern Tebu Ireng (Jombang) KH Solahuddin Wahid kepada wartawan di kantor Rizal Ramli di kawasan Tebet, Jakarta, belum lama ini.

Adik (alm) Gus Dur yang akrab disapa Gus Solah ini menemui Rizal Ramli selain untuk memberi support pasca dicopot Presiden Joko Widodo dari kabinet setelah menyatakan perang kepada pengembang pencemar laut yang melakukan reklamasi pantai utara Jakarta secara melawan hukum, juga mengingatkan agar Rizal memperhatikan aspirasi masyarakat yang mengharapkannya tampil sebagai pemimpin di Ibukota.

Tokoh demokrasi yang juga orang dekat Rizal, Adhie M Massardi, mengapresiasi dukungan para tokoh, ormas, dan kelompok masyarakat kepada Rizal yang terus mengalir deras dengan alasan yang jelas. Dukungan disampaikan bukan karena alasan emosional tetapi karena melihat track record Rizal Ramli.

Warga Batak Jakarta, misalnya, mendukung Rizal karena melihat karya nyatanya saat menjabat Menko Maritim, menginisiasi lahirnya Badan Otorita Danau Toba sehingga menjadikan Danau Toba sebagai tujuan wisata penting di Indonesia.

Warga Maluku Jakarta mendukung karena perjuangan politik Rizal Ramli mewujudkan skema pengelolaan Blok Masela di darat (onshore), yang akan membangkitkan ekonomi masyarakat sekitar sehingga mereka bisa lebih sejahtera.

Warga Flores di Ibukota mendukung Rizal karena terobosannya menyerap tenaga kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sana dengan membangkitkan pariwisata Labuan Bajo. Kemudian masyarakat Papua yang tinggal di Jakarta mendukung Rizal antara lain karena sikap lantangnya menolak perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia. Bagi Rizal, perpanjangan kontrak hanya akan memperpanjang kerugian yang dialami Indonesia, khususnya masyarakat Papua.

Adhie mengatakan setelah 71 tahun Indonesia merdeka, kita belum punya pola pembangunan yang jelas. Bagaimana dan mau diarahkan ke mana pembangunan nasional, belum ada patronnya. Tetapi Rizal sudah punya terutama dalam hal bagaimana mengelola potensi bangsa dan alamnya, seperti yang dia praktekkan ketika menjadi Menko Maritim & Sumberdaya.

“Rizal Ramli memang bisa mengubah Ibukota dengan kemampuanya menjadi lebih beradab. Menjadi acuan pola pembangunan yang bersendikan Trisakti, dengan ciri kebrpihakan kepada rakyat dan kepentingan nasional.

“Tapi soal maju tidaknya dalam Pilkada DKI, itu 100 persen urusan partai politik. Berpulang kepada para pimpinan parpol, apakah mau mengelaborasi kehendak rakyat atau tidak,” kata Adhie yang pernah bertugas menjadi Jurubicara Presiden di era Pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Temukan juga kami di Google News.