Jakarta – Pengamat Anggaran dan Politik Uchok Sky Khadafi menilai pernyataan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo yang seolah membandingkan remunerasi yakni antara gaji Presiden Rp 62 juta dan direktur BPJS Rp 300 juta adalah hal yang salah.
“Ketua KPK salah kalau melihat membandingkan gaji Presiden dengan Direktur BPJS,” kata Uchok, Kamis (18/8/2016).
Menurut Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA) itu, logika yang disampaikan Agus dianggap tidak nyambung jika dibandingkan dengan BPJS. Sebab, kata dia, Presiden sudah memiliki fasilitas mewah seperti mempunyai pesawat kepresidenan, sementara Direktur BPJS tidak memilikinya. Bahkan, kata dia, Presiden dikawal oleh pasukan khusus, dan Direktur BPJS malahan tidak dikawal satpam.
“Opini yang mau dibangun itu, seolah-olah ingin naikin gaji Presiden. Tapi opini ini aneh, Agus Rahardjo kok sekarang kerjanya jadi ngurusin gaji toh, bukannya menangkap koruptor yang semakin asyik menjadi maling APBN,” tutur dia.
Namun, Uchok mengkritisi pelayanan BPJS yang disebutnya amburadul dan kurang memberikan kepuasan kepada publik.
“Mending gajinya diturunkan saja dibawah 50 juta. Sebab, iuran dari rakyat dan pemerintah itu datang sendiri. Tapi pelayanannya kok masih jelek dan ambradul,” tandasnya.
Sebelumnya, Agus Rahardjo menganggap sistem remunerasi di Indonesia tidak adil. Kata dia, sistem tersebut mengedepankan penilaian terhadap kinerja seorang pegawai yang didanai negara, tapi tidak mempertimbangkan tanggungjawabnya.
“Gaji Presiden cuma Rp 62 juta, apa pantas (gaji) direktur BPJS Rp 300 juta?” ujar Agus.
Hal itu diungkapkan Agus dalam seminar betajuk Penguatan Peran Aparat Pengawas Interen Pemerintah (APIP) Dalam Pemberantasan Korupsi di kantor Lembaga Administrasi Negara (LAN), Jakarta Pusat, Rabu (10/8/2016).
Tinggalkan Balasan