Jakarta – Beredar kabar, isu pencopotan Arcandra Tahar sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait polemik dwikewarganegaraan disebut-sebut sebagai reaksi sejumlah pihak yang geram dengan langkah Arcandra.

Pasalnya, Arcandra pernah mendatangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Senin (8/8/2016) itu diduga meminta bantuan pimpinan lembaga antirasuah untuk mengaudit Kementerian ESDM yang disinyalir sebagai lahan basah para koruptor.

Menanggapi isu tersebut, Ketua KPK Agus Rahardjo memandang bahwa kedatangan Arcandra tersebut hanyalah sebagai courtesy call dan sebatas menunjukkan etika sopan santunnya sebagai pejabat baru.

“Bahwa beliau datang, saya melihatnya sebagai sebuah courtesy call. Jadi sebagai pejabat baru, sopan-santunnya bertemu dengan banyak pihak, menyatakan pengen akuntabel,” terang Agus, Kamis (18/8/2016).

Namun, kata Agus, saat itu memiliki harapan agar Kementerian ESDM bisa berjalan lebih transparan.

“Tapi kalau yang tersebar itu kan, mau membongkar ini, mau membawa data. Komitmen dia untuk ke depannya akuntabel,” tutur dia.

Agus memastikan bahwa Arcandra tidak melaporkan mafia migas maupun kasus yang ada di Kementerian tersebut.

“Melaporkan sih tidak, seolah-olah sudah membawa dokumen,” tandasnya.

Temukan juga kami di Google News.