Jakarta – Center For Budget Analysis (CBA) menyebut peringatan HUT Kemerdekaan RI tahun 2016 yang akan diselenggarakan pihak Kepresidenan akan memakan alokasi anggaran sebesar Rp. 7.872.842.000. Alokasi anggaran peringati hari kemerdekaan tahun ini, turun sebesar Rp.3.638.623.600. Karena pada tahun 2015, alokasi anggaran hari kemerdekaan tahun 2015 sebesar Rp.11.511.465.600.
“Walaupun alokasi anggaran peringati kemerdekaan turun, tapi ditemukan potensi kerugian negara,” ungkap Direktur Eksekutif CBA Uchok Sky Khadafi, Selasa (16/8/2016).
Menurut dia, dari alokasi anggaran sebesar Rp.7.8 milyar, ditemukan potensi kerugian negaranya sebesar Rp.2.849.706.860. Dimana modus potensi kerugian negara ini berasal dari pihak panitia lelang memilih perusahaan-perusahaan yang harga tinggi dan mahal banget. Dan perusahaan yang menang, dari tahun 2015 – 2016 adalah perusahaan itu itu saja yakni PT. Buana Kencana Sejahtera.
“Dan pada tahun 2016 saja, dari 7 item yang dilelang, PT. Buana Kencana Sejahtera ini dapat dua item pengadaan,” bebernya.
Maka itu, lanjut pengamat anggaran dan politik itu mengaku sangat prihatin dengan peringatan hari kemerdekaan era pemerintahan Jokowi ini.
“Masa untuk ulang tahun kemerdekaan saja, harus ada potensi kerugian negara. Dan pihak pihak setneg (sekretariat negara) dan staf kepresidenan selama ini pada kemana,” kata dia.
Menurut Uchok, untuk urusin administrasi tidak bisa, dan urusin lelang juga tidak bisa. Apalagi mengangkat Menteri tambah tidak bisa alias ngawur banget. Masa warga negara asing diangkat jadi menteri.
“Ini ulah seperti hanya bikin malu, dan lelucon bagi negara negara lain,” tutur dia.
Jadi, sambung Uchok, Presiden Jokowi harus mengevaluasi kinerja Pratikno dan Teten Masduki. Dua palang pintu istana ini, disebut-sebut tidak punya kontribusi apa-apa dalam mengamankan kebijakan Presiden, maka terjadilah ArcandraGate yang sangat memalukan dan berakibat hilangnya kepercayaan publik kepada Presiden Jokowi. Dan kalau perlu harus segera memecat Mensesneg Pratikno dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.
“Dan jangan lupa, pada hari kemerdekaan ini, Presiden masih punya utang ke publik. Yaitu harus dicari siapa yang mengusung atau membawa Archandra Tahar kepada Presiden. Dan orang ini, kalau menteri harus dipecat, bila dia jadi menteri. Karena dia yang “menyusupkan” agar jadi menteri dan rahasia sumber migas kita bisa dibuka ke dunia global,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan