Jakarta – Setelah kasus Brexit (Brebes Exit), yang memakan korban jiwa dan berdampak pada pencopotan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, pengamat anggaran dan politik Uchok Sky Khadafi justru mendesak Direktur PT Jasa Marga yang harus ikut dicopot.

“Seharusnya bukan hanya Menhub saja yang dicopot, tapi Direktur PT. Jasa marga juga, seharusnya lebih dulu dicopot,” tegas Uchok, Selasa (2/8/2016).

Menurut investigas dan pemantuan Center For Budget Analysis (CBA) sudah ke arah melanggar peraturan pemerintah No. 15 tahun 2014 tentang jalan tol, dan peraturan Menteri pekerjaan umum tentang No. 16/PRT/M/2014 tentang standar pelayanan minimal jalan tol dengan kewajiban pemenuhan pelayanan pengguna jalan tol.

“Hal ini bisa dilihat masih ada sengaja membiarkan adanya antri panjang di pintu tol cikarang utama untuk ke dua arah,” ujarnya.

Dan hasil investigasi dan pemantuan CBA, lanjut Uchok, ini juga diperkuat dengan surat No. JL.03.04 – pt /296 tertanggal 28 Juli 2016 perihal teguran kepada Direktur Utama PT. Jasa Marga dari Badan pengatur Jalan Tol. Tentang tidak ditemukan unit patroli dalam rangka observasi lapangan antara jalan tol Jakarta – Cikampek.

Kemudian ada juga yang surat kedua yang bersifat teguran keras tertanggal 28 juli 2016 dari badan pengatur jalan tol kepada Direktur Utama PT. Jasa Marga mengenai harus diperbaiki jalan berlubang atau dalam waktu 2 x 24 jam tidak ada lagi jalan tol berlubang (zero pothole) yang membuat pengguna jalan tidak nyaman tapi harus bayar di jalan tol.

“Padahal pengguna jalan telah menyumbang atau bayar tarif tol ke Jasa marga, triliunan rupiah setiap tahun, tapi pelayanan pihak jasa marga, tidak profesional dan asal asalan yang membuat pengguna jalan tol tidak begitu nyaman dalam pelayanan BUMN plat merah ini,” tuturnya.

Uchok mencoba mengajak menengok kebelakang BUMN PT. Jasa marga ini, pada tahun 2015 pendapatan seluruh jalan Tol yang dikelola PT. Jasa marga sudah sebesar Rp.7.12 Triliun dgn 1.38 milar kenderaan. Dan sudah jadi aset perusahaan sudah sebesar Rp.36.72 triliun.

Dan pada tahun 2015 pendapatan tol hanya khusus jakarta – Cikampek saja sebesar Rp.1.137 triliun dengan jumlah kendaraan 215 juta kendaraan. Sedangkan pada tahun 2014, pendapatan Tol Cikampek – Jakarta sebesar Rp.1.023 triliun dengan jumlah sebanyak 207 juta kendaraan.

“Berarti dari tahun 2015 ke 2016 ada kenaikan jumlah kendaraan sebanyak 11.18 persen,” ungkap dia.

Maka untuk itu, lanjut Uchok, pihaknya meminta kepada DPR untuk segera merekomendasikan pemecatan direktur utama Adityawarman, dan meminta Komisaris utama Refly Harun untuk segera dievaluasi, atau pecat sekalian.

“Masa komisaris utama, gaji dan tunjangan sudah gede dan mahal tapi kerjanya masih “ngamen” kemana-mana dan hal ini sangat merugikan keuangan perusahaan,” tandasnya.

Temukan juga kami di Google News.