Jakarta – Menurut koordinator Aliansi Peduli Indonesia (API) Rahman sesungguhnya ada yang tidak kalah bahayanya dari komunisme, yakni kapitalisme dan liberalisme.
“Selain komunisme ada juga hal yang membuat Indonesia menjadi bahaya, seperti kapitalisme dan liberalisme,” kata Rahman, Minggu (27/9/2020).
Karena selama ini, kapitalisme dan liberalisme sudah merasuk ke kehidupan rakyat secara langsung. Dan ini dinilai mempengaruhi sistem fundamental bangsa Indonesia.
“Kapitalisme dan liberalisme di Indonesia masuk dari seluruh lapisan-lapisan rakyat. Kapitalisme dan liberalisme di masa kini bermodel semi, tetapi rakyat Indonesia tidak akan mengetahuinya apabila rakyat indonesia tidak membaca sejarah dan memahami gaya politik kedua paham ini,” ujarnya.
Situasi tersebut juga akan diperparah dengan adanya kelompok orang yang memanfaatkan situasi buruk yang tengah melanda Indonesia, yakni COVID-19.
“COVID-19 ini akan dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang diutus oleh bangsa lain untuk masuk ke tatanan lapisan baik dari legislatif, yudikatif, dan eksekutif,” terangnya.
Menurutnya, situasi di masa pemerintahan Presiden Soekarno hingga Presiden Soeharto perlu menjadi pembelajaran penting, bahwa persoalan kapitalisme dan liberalisme adalah momok dan membahayakan bagi keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
“Orde Baru dan Orde Lama ini menjadi pembelajaran besar bagi bangsa ini, sebab banyak tokoh yang hilang dikarenakan adanya ikut campur Amerika yang berada di belakangnya. Amerika benar tidak menjajah tetapi ia ada di dalam faktor pendorong dalam menjajah bangsa Indonesia,” ucapnya.
Jika situasi semakin kacau dengan adanya komunisme, liberalisme dan kapitalisme, maka roda pemerintah pusat sendiri yang akan terganggu.
Oleh karena itu, Rahman mengimbau agar Presiden Joko Widodo selaku kepala negara dan kepala pemerintahan mewaspadai manuver-manuver kelompok tertentu yang ingin mengacaukan Indonesia, baik dari luar sistem maupun dari dalam sistem pemerintahan itu sendiri.
“Presiden Jokowi kini masuk ke kondisi seperti itu apabila bapak Presiden tidak mengetahui siapa saja teman yang benar-benar atau teman yang akan menusuk dari belakang tanpa disadarinya,” tandasnya.
Dan Rahman juga menyatakan siap bersama dengan rakyat Indonesia mengawal pemerintahan Presiden Jokowi setidaknya hingga tuntas masa jabatannya yakni sampai 2024 mendatang, apalagi di situasi pandemi seperti saat ini.
“Kami akan membantu dan mengajak para aktis 98 dan Mahasiswa serta masyarakat akan tetap di samping pak Jokowi untuk mengemban amanah khususnya di bidang ekonomi dan protokol kesehat,” tegas Rahman.
Terakhir, ia juga mengimbau kepada Presiden Joko Widodo untuk benar-benar memperhatikan para jajarannya.
“Bapak Jokowi harus sadar dengan kondisi di sampingnya terutama pada pembantu-pembantu atau menteri yang sekarang bapak amanahkan,” tuturnya.
Dan kalau perlu, jika ada menteri yang tidak sesuai dengan NKRI dan Pancasila, agar diganti saja.
“Kepada bapak Jokowi, segera mereshuffle menteri-menteri yang mempunyai latar belakang di Amerika, sebab ini akan membahayakan Indonesia dan bapak Presiden,” tandasnya.
“Kami akan mengkonsolidasikan kepada para aktifis 98, rakyat dan mahasiswa untuk mendukung bapak Jokowi untuk mengambil tindakan secara cepat dan tepat,” tutup Rahman.
Tinggalkan Balasan