JAKARTA – Ketua Forum Rembuk Masjid Indonesia (FORMASI), Gus Sholeh Marzuki ikut angkat suara perihal penolakan pendirian pesantren milik Sugi Nur oleh warga Besuki Situbondo Jawa Timur.

Gus Sholeh memastikan warga masyarakat khususnya Situbondo pada intinya baik Ulama Indonesia dan Nahdatul Ulama (NU) Indonesia mengapresiasi setiap pendirian pendidikan. Apalagi pendidikan agama Islam ataupun terlebih-lebih pesantren itu.

“Tapi kalau yang mendirikan adalah yayasan atau kelompoknya ustadz Sugi Nur yang punya track record kontroversial. Setiap ceramahnya kerap mencaci maki, sampaikan ujaran kebencian terhadap pemimpin negeri ini. Sehingga menimbulkan pro dan kontra,” ungkap Gus Sholeh, saat dikonfirmasi.

Menurut Gus Sholeh, pernyataan Sugi Nur tersebut justru menyebabkan konflik horizontal. Maka dari itu, lanjut dia, sebagian daripada tokoh-tokoh di Situbondo melarang pendidikan pesantren tersebut. Apalagi, Situbondo yang merupakan daerah Tapal Kuda adalah basis utamanya NU, selain wilayah Jombang.

“Nanti kalau ada pesantren model bentukannya Nur Sugi yang intoleran dan menyampaikan ujaran kebencian kepada santrinya. Jadi kurang pas kader bentukan pesantren,” terangnya.

Makanya, dia sepakat dengan upaya penolakan warga langkah Sugi Nur sebagai upaya pencegahan sejak dini. Begitu tahu pesantrennya Ustadz yang mana sudah dikenal, kerap melakukan ujaran kebencian dan secara reaktif salah satu kelompok dari masyarakat di Situbondo yang notabenenya mayoritas NU langsung menolaknya.

“Dakwahnya bukannya mendinginkan justru menyampaikan ujaran kebencian dan intoleransi. Yang kita tolak bukan pesantren, yang kita tolak adalah yang mendirikan, yang senantiasa melakukan dakwah dengan ujaran kebencian ya dan intoleran,” pungkasnya.

Temukan juga kami di Google News.