JAKARTA – Jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI 20 Oktober mendatang mulai mendapatkan beberapa krikil-krikil yang mengganggu prosesi tersebut.

Ketua Barisan Aktivis Timur (BAT) Priskolin Mare memastikan gerakan mahasiswa dan anak-anak STM yang beringas ditunggangi oleh provokator dan pihak tertentu yang ingin mengganggu pelantikan Presiden.

“Aksi-aksi yang dilakukan para mahasiswa, siswa STM kemarin bikin kaget sekaligus bikin miris. Anak-anak STM itu beringas dan anarkis, mengganggu ketenangan. Kami yakin gerakan ini disusupi provokator dan ada penumpang gelapnya,” ungkap pria yang akrab disapa Riko, saat ditemui di Upnormal Cafe, Raden Saleh, Jakarta, Kamis (26/9/2019).

Sementara itu, Pengamat Politik Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti menilai aksi ini sangat mungkin bisa terjadi ditunggangi.

“Sangat mungkin ditunggangi dan itu bisa terjadi,” ucapnya.

Kendati demikian, Ray meminta pemerintah agar tidak sembrono menyatakan ada penumpang gelapnya. Dia mempersilahkan pemerintah dan aparat keamanan mencegah penumpang gelap tersebut dan ditunggangi kepentingan tertentu. Perihal, anak-anak SMA aksi brutal, dia meminta KPAI bertindak dan bisa mempertegas tidak boleh hal itu terjadi.

“Menteri Pendidikan harus diingatkan ranah sekolah yang melaksanakan aksi anarkis itu,” ujarnya.

Ray masih berkeyakinan untuk gerakan mahasiswa ini murni dan tidak ada upaya penjegalan pelantikan presiden. Justru beresiko pada gerakan mahasiswa dan jika ada kearah sana maka silahkan dicegah.

“Anatomi gerakan ini saya kira justru basisnya adalah pemilih Jokowi pada Pilpres 2019. Dan kota-kota jelas dimana Jokowi menang mutlak dan pastinya tidak akan rela Jokowi tidak dilantik. Ini semacam gerakan korektif saja,” tandasnya.

Temukan juga kami di Google News.