JAKARTA – Jelang Hari Lahir Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Juni, ratusan orang dari Barisan Penegak Keadilan (BPK) kembali menggelar aksi unjuk rasa untuk kesekian kalinya, di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (31/5/2019).

Aksi bertajuk Jumat Keramat tersebut, BPK meminta pimpinan dan pegawai KPK menjaga marwah KPK dengan mengamalkan Pancasila secara murni dan konsekuen. Sehingga Pancasila tidak cuma jadi jargon semata.

“KPK harus ingat bahwa Pancasila itu sebagai dasar dan ideologi bangsa. Maka itu, jangan ada pimpinan KPK maupun penyidiknya membelot terafiliasi kelompok yang anti Pancasila sehingga rentan melakukan manuver politik,” tegas Koordinator aksi Ahmad.

Dikatakan dia, tindakan KPK era Agus Rahardjo sangat memalukan terlebih dalam pengangkatan puluhan penyidik KPK tanpa prosedural yang benar. Lalu diperparah dengan disebutnya penyidik KPK, Novel Baswedan, sebagai orang Partai Gerindra.

“Perekrutan penyidik KPK sangatlah memalukan. Sistem perekrutannya masih kalah dengan penerimaan anak TK. Momen hari Pancasila, marwah KPK harus dikembalikan supaya lebih garang dengan penyidik-penyidik profesional hasil penyaringan yang ketat,” sindir dia.

“Era Agus Rahardjo cuma menangkap koruptor recehan, ini karena penyidiknya kurang berbobot. KPK harus di evaluasi bersama,” kata Ahmad lagi.

Menurut Ahmad, Komisi Pemburu Koruptor itu harusnya menjauhkan dari aksi manuver yang berujung hal-hal blunder. The Next pimpinan KPK berikutnya harus mereformasi total di institusinya.

“Bersihkan KPK dari kroni-kroni yang ingin menjadikan KPK sebagai kerajaan dan terkontimasi dengan politik. Nama baik KPK harus dijaga bersama, apa kata dunia jika perekrutan penyidik tanpa tes. Pimpinan KPK justru masih angin-anginan dan lebih memihak pada gerbongnya Novel,” pungkasnya.

Temukan juga kami di Google News.