Jakarta – Polisi memeriksa ratusan orang terkait kerusuhan dalam pertandingan sepak bola di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jumat (24/6) malam. Dalam pertandingan itu, Persija Jakarta kebobolan satu gol pada menit ke 80 saat melawan Sriwijaya FC Palembang. Gol itu berbuah kerusuhan.

Akibatnya, kerusakan menimpa beragam kendaraan dan jatuh korban luka. Sedikitnya, lima unit sepeda motor terbakar, dua unit mobil pribadi, dan satu unit kendaraan dinas kepolisian rusak. Tiga anggota kepolisian luka-luka berat.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono mengatakan ketiga polisi yang luka serius masih dirawat di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. Tak hanya itu, seorang pedagang minuman kaki lima diketahui tewas di lokasi.

Hasil penyelidikan sementara menunjukkan korban tewas karena penyakit epilepsi. Tetapi masih terus diselidiki. “Karena lokasinya tewas di dekat lokasi lima motor yang dibakar di pintu masuk Basket Hall,” ujar Awi seperti dikutip Liputan6.com.

Pengurus Pusat The Jakmania meminta maaf atas kejadian ini. “Kami menyesalkan kejadian tersebut, dan akan melakukan koordinasi dan konsolidasi lebih kepada internal organisasi The Jakmania,” kata dia yang dimuat Kompas.com. Polisi akhirnya memeriksa 155 anggota pendukung Persija, Jakmania di Markas Polda Metro Jaya.

Enam orang di antaranya yang diduga mengeroyok Brigadir Hanafi hingga kritis “Tim yang menangkap tim gabungan dari Ditreskrimsus dan Ditreskrimum Polda Metro Jaya,” ujar Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro, Kombes Krishna Murti saat dikonfirmasi Detikcom, Minggu (26/6).

Salah satu pelaku yang ditangkap bernama Jamal alias Oboy. Diduga Jamal menjadi pelaku utama.

Polisi juga memburu pelaku kerusuhan dan provokasi di media sosial. Salah satu pelaku yang ditangkap adalah penyebar kebencian (hate speech). Direktur Reskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Fadil Imran menemukan ratusan akun penebar kebencian dan provokasi terkait kerusuhan pada Jumat malam itu.

Tim dari Subdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya bertugas menganalisa foto dan video maupun akun di media sosial, untuk mengidentifikasi para pelaku. “Kami menemukan 67 images yang mengarah kepada unsur pelaku dan kelompok penghasut,” ujar Kasubdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Roberto Gomgom, seperti dipetik dari Detikcom.

Pelaku yang diamankan terkait hate speech adalah Rahmat Fauzi yang mengaku memiliki akun Facebook Rahmat Fawzi. Dalam akunnya tersebut, pelaku menuliskan kata-kata kotor terhadap Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Moechgiyarto dan kepada institusi polisi terkait pengamanan sepakbola malam itu.

Dari 155 suporter bola remaja yang tak terbukti berbuat pidana, dipulangkan ke orang tua mereka. Kebanyakan remaja itu masih menunggu sanksi lain. Dinas Pendidikan DKI Jakarta memastikan akan mencabut Kartu Jakarta Pintar (KJP) pelajar yang ikut ditangkap.

Tim dari Dinas Pendidikan kini masih mendata daftar pelajar yang dibawa ke Mapolda Metro Jaya. “Begitu terdaftar saat diamankan di kepolisian, KJP kita cabut,” tegas Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Sopan Adrianto kepada Detikcom.

Kementerian Pemuda dan Olah Raga segera merespons kerusuhan ini. Lewat siaran pers yang disebar ke media massa, Kementerian mempertimbangkan untuk menghentikan sementara ajang Indonesia Soccer Championship 2016 (ISC). Menurut Kementerian, mereka masih menunggu pembahasan antara PT Gelora Trisula Semesta (GTS) selaku operator ISC, Kepolisian RI, dan PSSI.

Kementerian memberikan rekomendasi buat PT GTS untuk menggelar ISC dengan beberapa catatan. Salah satunya jaminan keamanan di dalam stadion dan di luar stadion. Kementerian juga memiliki kewenangan untuk mencabut rekomendasi jika ada masalah.

“Rekomendasi tersebut penting sebagai prasyarat untuk mengajukan perizinan kepada Kepolisian RI,” tulis Kemenpora .

Kerusuhan ini mengulang bentrok suporter di Sleman dan Gresik, beberapa waktu lalu. Dengan berulangnya kejadian ini, Kementerian menilai PT GTS belum juga mematuhi perintah Kementerian untuk merealisasikan MoU dengan Kepolisian RI dan juga belum mampu mengatasi berbagai insiden suporter yang terjadi.

Temukan juga kami di Google News.